Indramayu (ANTARA) - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menyambut kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani, karena dapat memberikan kepastian bagi mereka.
"Untuk kenaikan HPP gabah kering panen ditingkat petani tentu kami menyambut baik, meskipun masih di bawah ideal," kata Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu Sutatang di Indramayu, Rabu.
Menurutnya dengan adanya kenaikan HPP untuk GKP, dan GKG (gabah kering giling) membuat petani bisa lebih bernafas lega, mengingat saat ini ongkos produksi sudah mengalami peningkatan.
Ia menjelaskan, saat ini per hektare biaya produksi padi bisa mencapai Rp10 juta, mengingat upah pekerja, pupuk, dan pestisida juga terus mengalami peningkatan harga, sehingga memang perlu dilakukan perubahan harga.
Sutatang mengatakan idealnya harga GKP ditingkat petani yaitu Rp5.000 per kilogram, agar petani bisa mendapatkan untung dari hasil usahanya.
"Kos produksi mahal per hektare bisa mencapai Rp10 juta, dan idealnya HPP sekitar Rp5000, dan ini bisa mengimbangi dengan harga produksi," tuturnya.
Ia menambahkan ketika terjadi panen raya harga gabah memang turun, sehingga dengan adanya kenaikan HPP bisa meminimalkan kerugian, karena harga GKP ketika panen raya bisa di bawah Rp4.200 per kilogram.