Bandung (ANTARA) -
Pengamat Politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Karim Suryadi mendorong Partai Golkar untuk menjadikan Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil sebagai cawapres.
Hal tersebut didasarkan pada hasil survei Litbang Kompas yang mendudukan Ridwan Kamil sebagai capres alternatif terpopuler
"Ketika capres dibagi tiga besar maka sisanya menjadi alternatif dan RK sebagai penghuni ke-empat seperti naik kelas," kata Prof Karim Suryadi ketika dihubungi wartawan di Bandung, Rabu.
Survei Litbang Kompas bertajuk Survei Kepemimpinan Nasional (SKN) mendudukan Ridwan Kamil sebagai capres alternatif terpopuler hasil survei Januari 2023 meninggalkan jauh Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Karim mengatakan hasil survei tersebut sebetulnya tidak aneh karena posisi Ridwan Kamil selama ini selalu di nomer empat urutan capres pada Pemilu 2024 setelah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Dia menilai munculnya wacana capres alternatif dikarenakan bakal capres yang duduk di tiga besar saat ini tengah dirundung urusan kesepakatan koalisi.
Menurut dia, saat ini seluruh kubu koalisi seakan tersandera oleh kepentingan masing-masing partai politik anggota koalisi.
“Anies Baswedan yang paling maju pun nasib koalisinya begitu-begitu saja. Apalagi Prabowo dan Ganjar,” katanya.
Karim menilai hasil survei dan potensi elektabilitas Ridwan Kamil ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Partai Golkar yang kini menjadi rumah politik Gubernur Jawa Barat tersebut.
“Hasil survei ini mengirim pesan terang-benderang kepada Partai Golkar. Ridwan Kamil dengan elektabilitasnya yang cukup tinggi mau diolah seperti apa,” ujarnya.