Wina (ANTARA) - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperkirakan pasar minyak global sedikit lebih ketat dari proyeksi sebelumnya, ketika kelompok produsen tersebut menaikkan perkiraan permintaan minyak dan memangkas prospek pasokannya.
OPEC dalam laporan bulanannya menyebutkan proyeksi kenaikan jumlah minyak mentah yang perlu dipompa tahun ini sebesar 250.000 barel per hari, sehingga menjadi rata-rata 29,42 juta per hari. Berdasarkan tingkat produksi OPEC saat ini, pasar akan diseimbangkan secara luas tahun ini.
Aliansi OPEC+ telah mengindikasikan rencananya untuk tetap dengan kuota produksi yang ditetapkan akhir tahun lalu untuk sisa tahun 2023, bahkan ketika ekonomi China dibuka kembali dan Rusia memangkas produksi sebagai pembalasan atas sanksi Barat.
Menteri energi Uni Emirat Arab menegaskan kembali pada Selasa (14/2/2023) bahwa pasar minyak mentah dunia seimbang karena meningkatnya permintaan di beberapa wilayah diimbangi oleh perlambatan di tempat lain.
"Kunci pertumbuhan permintaan minyak pada 2023 adalah kembalinya China dari pembatasan mobilitas yang diamanatkan," kata OPEC. “Kekhawatiran berkisar pada kedalaman dan kecepatan pemulihan ekonomi negara-negara.”
Konsumsi minyak global akan meningkat 2,3 juta barel per hari, 100.000 per hari lebih banyak dari yang diproyeksikan sebulan lalu, menjadi rata-rata 101,87 juta barel per hari tahun ini, kata OPEC. OPEC mengurangi estimasi pasokan di luar grup pada 2023 sebesar 150.000 barel per hari menjadi 67 juta barel per hari.
Sebanyak 13 negara anggota OPEC memompa rata-rata 28,88 juta barel per hari pada Januari, sedikit berubah dari bulan sebelumnya, tulis laporan itu.Minyak global
Sebelumnya, harga minyak merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Amerika Serikat mengatakan akan meningkatkan pasokan di pasar dengan melepaskan lebih banyak minyak mentah dari cadangan minyak strategis (SPR)-nya.
Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret tergelincir 1,08 persen atau 1,4 persen, menjadi menetap di 79,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 1,03 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi ditutup pada 85,58 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Kedua harga acuan jatuh lebih dari dua dolar AS selama sesi, tetapi memangkas kerugian setelah data menunjukkan laju akselerasi paling lambat dalam indeks harga konsumen AS sejak akhir 2021. Analis mengatakan data kemungkinan akan membuat Federal Reserve pada jalur kenaikan suku bunga moderat.
"Suku bunga sekarang berada pada titik di mana setiap 25 basis poin penting dan bisa menjadi perbedaan antara soft landing dan resesi," kata analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.
Pada Senin (13/2), Departemen Energi AS (DoE) mengatakan akan menjual 26 juta barel minyak dari SPR, yang sudah pada level terendah sejak 1983.
Departemen Energi AS telah mempertimbangkan untuk membatalkan penjualan tahunan setelah Pemerintahan Presiden AS Joe Biden tahun lalu menjual rekor 180 juta barel dari cadangan untuk memerangi harga bahan bakar yang sangat tinggi. Tapi itu akan membutuhkan Kongres untuk bertindak mengubah mandatnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: OPEC perkirakan pasar minyak global sedikit lebih ketat