Selain antar instansi, kata dia, pihaknya melibatkan unsur komunitas seperti lembaga swadaya masyarakat, pengusaha, maupun perusahaan daerah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), juga media massa.
Program pengembangan desa wisata juga, kata dia, melibatkan perguruan tinggi yang ada di Garut seperti dengan Universitas Garut yang memberikan bimbingan dan pendidikan sesuai dengan keilmuannya.
Baca juga: Wagub Jabar cek kemanfaatan wisata Situ Bagendit setelah direvitalisasi
"Kita juga ada MoU dengan Universitas Garut yang mempunyai beberapa prodi, seperti pertanian maupun soal informatika, dan program kampus yaitu KKN (kuliah kerja nyata)," kata Wawan.
Ia berharap adanya kolaborasi multi pihak itu bisa mengembangkan desa wisata di Garut, dan desa wisata semakin menarik, serta ke depan terus bertambah dengan keragaman dan daya tarik tersendiri.
Menurut dia dari 421 desa, ada sekitar 50 persen memiliki potensi menjadi desa wisata, untuk itu perlu dukungan dan upaya kerja sama dalam pengembangannya agar desa tumbuh kembang dan mandiri.
"Hampir 50 persenan Kabupaten Garut ini berpotensi desa wisata, dilihat dari daerahnya memiliki destinasi wisata, atau ada daya tarik jadi desa wisata," kata Wawan.