Jakarta (ANTARA) - Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kristian Sihar Manullang meyakini peringatan dini (early warning) yang diterapkan dapat mengurangi bahkan mencegah aksi “menggoreng saham” di pasar modal Tanah Air.
“Saya pikir sudah ada immediate action, tindakan mendahului. Unusual market Activity (UMA) atau suspensi, cooling down. Kita harapkan itu early warning bagi investor, sehingga itu (saham gorengan) lebih berkurang,” ujar Kristian di depan awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin.
Dengan berbagai peringatan dini tersebut, pihaknya berharap saham yang mengalami volatilitas dan tidak didukung fundamental yang tidak memadai bisa berkurang ke depannya, sekaligus sebagai upaya melindungi investor.
“Setelah suspensi sahamnya, setelah dibuka masuk ke papan pemantauan khusus satu bulan. Tetap bisa diperdagangkan tapi dibatasi,” ujar Kristian.
Pihaknya bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus mengawal perdagangan di bursa saham Indonesia untuk mencegah terjadinya transaksi perdagangan yang tidak biasa atau biasa disebut “aksi menggoreng saham”.
“Koordinasi pengawasan tetap berjalan. Bukan lebih ketat, apa yang dilakukan selama ini sudah oke. Kita lakukan secara konsisten. Kalau ketat seakan-akan dulu longgar,” ujar Kristian.
Sebelumnya, dia menyebut untuk saham- saham yang memiliki catatan khusus terkait fundamental dan volatilitas harga, akan dimasukkan ke dalam papan pemantauan khusus.