Kabupaten Bogor (ANTARA) - Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) memasang alat sistem pemosisi global atau GPS pada dua ekor elang jawa yang dinamai Jelita dan Parama sebelum dilepas di area Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
"Dalam kegiatan hari ini kita melepas elang Parama dan Jelita yang dipasangi GPS. Kami menggunakan GPS kepada elang jawa untuk melacak pergerakannya," kata Peneliti TNGHS, Cici Nur Fatimah saat pelepasan Jelita dan Parama.
Menurutnya, pemasangan alat GPS seberat 21 gram itu untuk keperluan penelitian, sehingga dapat mengetahui secara jelas kemana saja seekor elang jawa bergerak.
"Kita ingin mengetahui di jam-jam tertentu dia kemana, pagi, siang dia kemana. Di karakteristik vegetasi mana dia mau mencari makan," kata Cici yang merupakan mahasiswi doktoral di Kyoto University, Jepang.
Ia menjelaskan, selama ini pelacakan pergerakan elang jawa dilakukan dengan pengamatan secara langsung ataupun melalui radio. Teknik pelacakan melalui GPS ini, kata dia, merupakan pertama kali dilakukan di Indonesia, dengan memanfaatkan satelit.
"Pertama kalinya pemasangan GPS pada elang jawa bernama Iskandar dilakukan pada Januari 2022. Kita lepas di Halimun Gunung Salak. Dan melalui pemasangan GPS tersebut kita berhasil mendapatkan data kemana saja Iskandar pergi, dan di mana saja dia mencari makan," paparnya.
Cici menerangkan bahwa alat GPS dipasang di bagian belakang kepala Jelita dan Parama dengan menggunakan tali. Tali tersebut diyakini sangat aman dan tidak melukai tubuh elang jawa.
"Baterai GPS ini digunakan kurang lebih tiga tahun. Mudah-mudahan Parama dan Jelita sehat terus. GPS ini juga menggunakan solar panel, jadi tidak perlu di-charge. Tinggal pakai daya matahari," kata Cici.