Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,80 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,65 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 5,90 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,64 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 2,39 persen; kelompok transportasi sebesar 12,59 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,51 persen; kelompok pendidikan sebesar 4,07 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,17 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,80 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks atau deflasi, yaitu kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Desember 2022, diantaranya bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif air minum PAM, angkutan dalam kota, telur
ayam ras, bawang merah, akademi/perguruan tinggi, beras, rokok kretek filter, sewa rumah, kue kering berminyak, sabun detergent bubuk/cair, tahu mentah, tempe.
Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi yoy, diantaranya biaya administrasi transfer uang, cabai rawit, bayam, baju muslim pria, ikan mas, daun bawang.
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi mtm pada Desember 2022, diantaranya tarif air minum PAM, telur ayam ras, beras, daging ayam ras, tomat, cabai rawit,cuci kendaraan, emas perhiasan, kue kering berminyak, tarif kereta api, tahu mentah.
Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi mtm, antara lain bawang merah, daging sapi, cabai merah, sawi hijau, buah naga, ikan mujair, sawi putih, baju kaos tanpa kerah.
Inflasi tahun 2022 Jawa Barat 6,04 persen, tertinggi Kota Bandung
Selasa, 3 Januari 2023 17:01 WIB