Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menegaskan penentuan tingkat kerusakan rumah korban gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, ditentukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Hal itu disampaikan Presiden saat berdialog dengan warga korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, Kamis, sebagaimana disaksikan secara daring melalui Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Kamis.
“Kriterianya itu jelas, kriteria yang berat seperti apa, sedang seperti apa, ringan seperti apa, itu jelas ada di Kementerian PU. Jadi yang menentukan bukan bapak/ibu, ada 'wasit'-nya. Kalau yang menentukan bapak/ibu semuanya, nanti semuanya (rusak) berat semuanya,” kata Jokowi.
Presiden pada Kamis hari ini, kembali meninjau lokasi gempa di Cianjur, Jawa Barat, untuk meninjau posko dan memberikan bantuan serta berdialog dengan masyarakat korban gempa.
Berdasarkan informasi yang diterima, salah satu lokasi yang dikunjungi Presiden yakni posko bencana gempa bumi Badan Intelijen Negara (BIN) di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang.
Pada kesempatan itu Presiden menyampaikan kepada masyarakat, jika tingkat kerusakan rumah sudah diputuskan oleh Kementerian PUPR, maka masyarakat tidak bisa memprotesnya.
“Kalau bapak/ibu 'pemain' sekaligus jadi 'wasit' enak banget. Karena bapak/ibu harus tahu, rumah yang rusak itu 53 ribu di seluruh Cianjur dan bapak ibu semuanya beruntung pertama kali yang mendapatkan (bantuan) karena sudah terverifikasi,” ujar Presiden.
Presiden mengatakan bahwa bantuan yang diberikan Kamis hari ini ditujukan kepada 8.100 rumah yang terdampak, dari total 53.408 rumah dan bangunan yang rusak.
“Kalau ini berjalan, saya akan ngurusin yang lain. Ada fasilitas kesehatan yang rusak, rumah sakit, puskesmas itu rusak, banyak. Tempat ibadah yang rusak 272. Fasilitas pendidikan madrasah, SD, SMP, SMA ada 540. Ini juga harus kita urus. Banyak sekali. Yg kita urus ini banyak sekali, bukan hanya urusan rumah yang rusak,” terang Presiden.
Presiden juga menyampaikan bahwa dirinya telah memutuskan menambah besaran bantuan bagi rumah rusak berat, sedang dan ringan.
Tadinya bantuan yang disiapkan untuk rumah rusak berat sebesar Rp50 juta, untuk rusak sedang Rp25 juta, dan untuk rusak ringan Rp10 juta.
Namun setelah menghitung kembali dan menanyakan anggaran kepada Menteri Keuangan, Presiden memutuskan menambah bantuan, bagi rumah rusak berat menjadi Rp60 juta, rumah rusak sedang Rp30 juta, dan rusak ringan Rp15 juta.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat hasil verifikasi sementara rumah rusak akibat gempa 5.6 magnitudo pada Senin (21/11) 2022 sebanyak 53.408 dengan rincian rusak berat sebanyak 12.956, sedang sebanyak 15.196 dan ringan sebanyak 25.256 unit.
Asisten Daerah II Cianjur, Arief Purnawan di Cianjur Rabu, mengatakan untuk pendataan rumah yang rusak akibat gempa masih terus berjalan dilakukan tim khusus dari Pemkab Cianjur dan BNPB, sehingga jumlahnya memasuki hari ke-17 usai gempa terus bertambah.
"Untuk bantuan bagi warga rumahnya sudah didata dan terverifikasi akan mendapatkan bantuan mulai Kamis (8/12/2022) yang akan diserahkan secara simbolis langsung oleh Presiden RI," katanya dalam konfrensi Pers di Kantor Bupati Cianjur.
Pendataan akan terus dilakukan di 16 kecamatan yang terdampak di Cianjur, sehingga warga yang belum terdata dimohon bersabar sampai petugas datang melakukan survei. Sedangkan untuk warga yang saat ini mengisi posko pengungsian terpusat dan mandiri jumlahnya bertambah menjadi 114.683.
Sedangkan pencarian korban yang dilaporkan masih hilang sebanyak delapan orang masih dilakukan dan memasuki hari ke-17 belum berhasil ditemukan meski pencarian menggunakan sejumlah alat berat, sehingga jumlah korban meninggal masih 334 orang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden: Penentuan tingkat kerusakan rumah di Cianjur oleh PUPR