Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan belum mendeteksi gempa susulan sampai dengan pukul 17.20 WIB setelah gempa bumi magnitudo 6,1 mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu sore (3/12) pada pukul 16.49 WIB.
Dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan memperhatikan lokasi episenter di darat wilayah Mekarmukti, Garut pada kedalaman 109 kilometer merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).
Sementara hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
"Hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," kata Daryono.
BMKG sebelumnya mengumumkan bahwa gempa itu memiliki kekuatan M 6,4 sebelum akhirnya diperbarui menjadi M 6,1.
Gempa itu dirasakan di wilayah Garut dengan skala intensitas IV MMI yang dirasakan oleh orang banyak. Sementara wilayah Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis, Tasikmalaya merasakan getaran dengan skala III MMI yang dirasakan nyata di dalam rumah seakan truk berlalu.
Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, Kulonprogo merasakan guncangan dengan skala intensitas II-III MMI atau dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Cikembar, Cugenang, Palabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI atau getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Daryono mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG belum deteksi gempa susulan di Kabupaten Garut