Cianjur (ANTARA) - Pakar gizi IPB University Prof. Ahmad Sulaeman mengatakan dalam kondisi bencana, korban yang mengalami trauma dan stres membutuhkan zat gizi yang lebih lengkap dan banyak.
“Selama bencana kita terlalu mengandalkan kepada makanan instan seperti mie instan. Padahal mie instan tidak lengkap gizinya,” kata Ahmad kepada ANTARA dikonfirmasi di Cianjur, Ahad.
Ia menjelaskan masyarakat terdampak bencana yang tinggal di pengungsian tidak cukup hanya sekedar sumber energi, namun juga diperlukan yang meningkatkan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang berfungsi meningkatkan imunitasnya, selain itu juga membutuhkan makanan yang praktis dan mudah disiapkan.
“Jadi kalaupun terpaksa harus mie instan, perlu dilengkapi dengan banyak sayuran berwarna dan sumber protein seperti telur dan susu,” ujar Dosen Ilmu Gizi itu.
Selain itu, kata dia, buah-buahan perlu banyak disuplai untuk meningkatkan asupan antioksidan. Makanan yang bisa menjadi sumber probiotik seperti yoghurt perlu diberikan untuk kesehatan perut (organ pencernaan) yang merupakan otak kedua dari manusia.
“Pencernaan yang akan menentukan kesehatan seluruh tubuh serta mencegah stres dan turunnya imunitas,” ujarnya menerangkan.
Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia itu menjelaskan, kebutuhan zat gizi dalam keadaan bencana di mana penuh dengan trauma, stres dan ketakutan akan semakin meningkat. Karena itu makanan makanan yang bisa memperbaiki mood dan menenangkan sangat diperlukan
Ahmad mencontohkan, makanan yang bisa dikonsumsi praktis bagi pengungsi makan sepinggan saja seperti bubur labu kuning lengkap bumbu-bumbu seperti seledri, keju, telur dan ikan.
Bisa juga makanan seperti bubur manafi atau nasi tempurung yang lengkap dengan sayuran dan ikan, ayam atau ikan kecil, buah-buahan seperti jeruk, pepaya, jambu batu, mangga, semangka juga bagus untuk memulihkan imunitas korban.