Jakarta (ANTARA) - Pakar tsunami Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko mengatakan mitigasi bencana dengan membangun bangunan tahan gempa penting dalam melakukan renovasi dan rehabilitasi pascagempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Mitigasi bencana dengan mengevaluasi dan memperbaiki kondisi bangunan berbasis desain bangunan tahan gempa menjadi penting dilakukan," kata Widjo saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Gempa dangkal di darat M 2,9 guncang barat laut Cianjur, sebut BMKG
Gempa bumi dengan magnitudo 5,6 melanda wilayah barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin pukul 13.21 WIB.
Oleh karena itu, aspek ketahanan gempa perlu diperhatikan dalam pembangunan infrastruktur dan bangunan lain untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak kerusakan akibat gempa di masa mendatang.
Selain itu, Widjo mengatakan pemetaan secara detail atau mikrozonasi pada zona-zona yang rawan longsor karena curam dan kondisi tanah yang labil juga perlu dilakukan untuk menghindari pembangunan permukiman/bangunan di daerah yang berisiko tersebut.
Sebelumnya, data terakhir Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (21/11) sampai dengan pukul 19.34 WIB total warga mengungsi dilaporkan sebanyak 5.389 orang yang tersebar di beberapa titik.
Terkait kerusakan infrastruktur di Kabupaten Cianjur, ada sebanyak 2.272 rumah rusak, satu unit pondok pesantren rusak berat, satu RSUD Cianjur rusak ringan, empat unit gedung pemerintah rusak, tiga unit sarana pendidikan rusak serta satu unit sarana ibadah rusak.
Baca juga: Presiden Jokowi bagikan makanan siap saji ke pengungsi gempa Cianjur