Pelajar dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Batarujeg, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sukses mengembangkan budidaya ikan lele dan juga berinovasi mengembangkan berbagai produk makanan olahan berbahan dasar lele seperti nugget ikan lele, lele crispy, steik hingga bakso lele.
"Kami menyiapkan langkah untuk mendorong tumbuhnya jiwa enterpreneur siswa, sekaligus menyiapkan lulusan yang memiliki komptenesi dan daya saing dalam menghadapi tantangan, salah satunya lewat budidaya ikan lele dan inovasi pengembangan makanan berbahan dasar lele," kata Kepala SMAN 1 Bantarureg Toto Warsito, di Bandung, Rabu.
SMAN 1 Bantarujeg yang berada di bawah binaan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IX Jawa Barat tersebut, berhasil dalam mengembangkan budidaya daya dan inovasi pengolahan makanan ikan lele berkat kolaborasi dengan berbagai pihak di bawah kepemimpinan Toto Warsito yang pernah menyandang predikat sebagai Kepala Sekolah Inspiratif Terbaik Tingkat Nasional 2021.
Toto Warsito mengatakan, budidaya ikan lele yang dikembangkan SMAN 1 Bantarujeg merupakan inovasi yang dihadirkan dalam mendorong dan menumbuhkan jiwa enterpreneruship terhadap siswa.
Toto berharap, dengan menumbuhkan jiwa enterpreneurship, hal itu dapat menjadi bekal bagi para siswa, terlebih tak sedikit dari siswa-siswa di Majalengka yang memilih mencari pekerjaan selepas lulus SMA.
Toto Warsito memahami betul tantangan yang dihadapi peserta didiknya saat ini, yang tentu dihadapkan dalam beberapa pilihan.
"Saya memahami ketika lulus, mereka yang memiliki keinginan dan dukungan berbagai hal dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Tapi di Majalengka tak sedikit juga yang langsung mencari pekerjaan atau bahkan menjadi pengangguran karena tidak memiliki kompetensi. Tantangan itulah yang ingin kita pecahkan bersama dengan pengenalan enterpreneur," ungkapnya.
Menurut Toto, melihat fenomena kondisi tersebut, sebagai kepala sekolah, dirinya pun kemudian dituntut untuk dapat melahirkan inovasi hingga kemudian terpikir untuk mengenalkan dan mendorong jiwa entrepeneurship tersebut kepada siswa melalui budidaya ikan lele dalam ember.
Seiring perjalanan, menurut Toto, pihaknya mendorong para siswa untuk dapat menciptakan produk olahan agar memiliki nilai ekonimi yang lebih tinggi.
Sehingga kemudian muncul beberapa produk olahan ikan lele yang telah dihasilkan para siswa mulai dari nugget lele, lele crispy, steik dan bakso lele.
"Termasuk dalam pemasaran, kita maksimalkan era digital ini dengan tersedianya sejumlah e-commerce atau platform jualan online. Jadi dari hulu ke hilir," ujar Toto.
Berkaca dari hasil riset di sekolah, Toto menyebut hanya 40 persen dari alumni yang beruntung dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi pada setiap momentum kelulusan.
Oleh karena itu, Toto pun merasa harus turut memikirkan 60 persen nasib alumni lainnya melalui pengembangan entrepeneurship pendidikan di SMAN 1 Baturajeg.
"Meskipun tidak seperti di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tapi inovasi saya di SMA ini membekali siswa keterampilan hingga bidang pengolahan dan pemasaran," ujarnya.
Dia mencontohkan, jika menjual bahan baku ikan lele itu berkisar di harga Rp15 hingga Rp20 ribu per kilogram. Namun keuntungan akan melimpah lagi bilamana menjual produk olahan.
"Ketika diolah menjadi bakso atau steik lele, untuk satu kilogram lele itu bisa menjadi 15 bungkus dengan harga jual Rp10 ribu untuk satu bungkus. Itu artinya satu kilo ikan lele dapat menghasilkan Rp150 ribu," kata dia.