"Beliau sosok yang sangat dikenal sebagai pejuang moderasi Islam, beliau adalah akademisi yang sangat kritis yang memberikan keteladanan bagi kita semuanya," ujarnya.
Pendapat dari Azyumardi, kata Hasto, juga selalu menjadi referensi karena kuatnya disiplin dalam kebenaran akademisi. Hal-hal di atas, ujarnya lagi, membuat Azyumardi dipandang sebagai pejuang intelektual Islam.
"Juga pandangannya yang sangat-sangat objektif, serta keberaniannya menjaga jarak dengan kekuasaan membuat Prof Azyumardi sebagai pejuang intelektual Islam yang sungguh kami hormati," katanya pula.
Ia kembali menambahkan, "Kita sangat kehilangan tokoh seperti Prof Azyumardi Azra tersebut dan semoga segala sesuatunya dapat dilancarkan".
Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra yang mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia pada Minggu, pukul 12.30 waktu setempat.
Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu berpulang, setelah sempat dirawat sejak Jumat (16/9) akibat gangguan kesehatan yang dialaminya saat melakukan kunjungan kerja ke Malaysia.
Azyumardi adalah cendekiawan Muslim yang menorehkan banyak prestasi sebelum terpilih menjadi Ketua Dewan Pers untuk periode 2022-2025. Ia dilantik memimpin Dewan Pers pada Mei lalu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: MUI: RI kehilangan ilmuwan kelas dunia dengan kepergian Azyumardi Azra