Pendekatannya, kata dia, dengan mengembangkan kesosialan melalui sedekah sampah, menjaga kualitas lingkungan dari pencemaran sampah, dan mengembangkan ekonomi sirkular.
"Adapun kebaruan program ini, baru kali ini sampah nonorganik seperti kertas, plastik, logam, dan kaca dibawa ke kantor. Kemudian pengangkutan sampah oleh komunitas, memberikan pendapatan terhadap pengelola secara transparan dengan e-wallet/perbankan, dan jumlah sampah yang disetorkan terekam dan tercatat sehingga memudahkan monev pengurangan sampah," katanya.
Wahyu menambahkan, untuk program Nyepah, pihaknya telah mengimplementasikannya di Lingkungan Internal Kantor Disperkim dengan poster ajakan untuk Nyepah di Lingkungan Disperkim Jabar dan tagline “Nyetor Sampah Jadi Berkah”.
Baca juga: 130 ton sampah diangkut dari sungai Tambun Bekasi cegah banjir
Sementara itu, Analis Kebijakan pada UPTD P3JB Nina Sriyani mengatakan, Gebyar Pas merupakan program pengelolaan sampah RT penghuni apartemen transit Jabar di empat tempat, yakni Rancaekek, Batujajar, Solokan Jeruk, dan Ujung Berung.
Tujuannya, kata Nina, membangun ekosistem pengelolaan sampah dari sumbernya melalui 3R, menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah, dan menciptakan perputaran ekonomi antara penghuni, kantin di lingkungan apartemen transit.
"Melalui Gebyar PAS ini sampah yang akan didaur ulang terpilah. Kemudian jadi bagian edukasi terhadap masyarakat apartemen transit Jabar untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan," katanya.
Adapun alur dari Gebyar PAS ini dimulai dari penghuni memilah sampah, kemudian penghuni menyetor sampah pada petugas bank sampah, dan mendapatkan kupon belanja. Selanjutnya penghuni membelanjakan kupon di kantin atau warung.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jabar optimalkan Nyepah untuk atasi masalah sampah