"Saat ini kami telah membangun e-katalog, toko daring, ODS, OSS, smesta, lamikro, S-KOPI (financial hub dan kredit scoring), dan ISSMEI (layanan terintegrasi UMKM)," kata dia.
Menteri Teten mengatakan pemerintah harus menjaga perkembangan UMKM melalui proses digitalisasi dalam menghadapi krisis ekonomi dunia yang pertumbuhan ekonominya sedang terkoreksi dari angka 3,6 persen menjadi 3,2 persen. Bahkan diprediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023 akan terkoreksi hingga ke angka 2,9 persen.
Baca juga: Pasar Kreatif Kota Bandung raih omzet Rp6,5 miliar, sebut Pemkot
Baca juga: Pasar Kreatif Kota Bandung raih omzet Rp6,5 miliar, sebut Pemkot
"Sehingga kami perlu terus menjaga ekonomi domestik sebagai sumber pertumbuhan dan khususnya UMKM. Namun demikian, kita juga perlu menciptakan peluang untuk perluasan pasar luar negeri," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini tercatat sudah ada 19 juta UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital atau tumbuh 137 persen bila dibandingkan dengan data sebelum pandemi COVID-19.
Pihaknya menargetkan jumlah UMKM yang masuk ke ekosistem digital dapat mencapai angka 30 juta pada 2024.