Ia juga menegaskan bahwa pemerintah tidak gentar dengan gugatan ke WTO dan melanjutkan penghentian ekspor mentah untuk timah, bauksit, dan tembaga.
"Tembaga stop, bauksit stop, ini yang akan berkontribusi untuk perekonomian kita dan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya," ujar Presiden.
Berkenaan dengan fondasi digitalisasi, Presiden secara khusus mengarahkan agar pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) harus memiliki keberanian untuk masuk ke platform.
"Ada 65,4 juta UMKM dan itu memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi kita 61 persen. Jangan lupakan yang kecil-kecil ini, sebab itu kita terus mendorong mereka masuk ke ekosistem digital ini, yang akan menjadi fondasi kuat ekonomi Indonesia," katanya.
Presiden mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi itu harus dilakukan demi mengimbangi dengan produksi domestik bruto (PDB/GDP) Indonesia yang diproyeksikan mencapai peringkat ketujuh dunia pada 2030 dan keempat pada 2045.
"Akhirnya apa? Kalau pertumbuhan ekonomi dan GDP kita baik berkiraakn kita tiga kali lipat yang sekarang dari 1,1 sampai 1,2 triliun USD menjadi di atas 3, akhirnya APBN akan menggelembung lebih besar. Akhirnya apa? Porsi anggaran untuk gaji dan pensiunan juga akan lebih besar," ujarnya.
Presiden Joko Widodo paparkan 3 fondasi pendongkrak daya saing Indonesia
Jumat, 5 Agustus 2022 16:37 WIB