Presiden mengingatkan bahwa semenjak era VOC masih beroperasi di Hindia Belanda, ekspor selalu dilakukan dalam bentuk bahan mentah dan kerap melupakan untuk mempersiapkan fondasi industrialisasinya.
"Saya beri contoh nikel kita ekspor bertahun-tahun, nilainya 1,1 billion USD tahun 2014, kira-kira Rp15 triliun ekspor bahan mentah. Begitu kita stop 2017, ekspor di 2021 mencapai Rp300 triliun lebih. Dari Rp15 triliun melompat Rp300 triliun, itu baru satu komoditi," ujarnya.
Presiden mengakui keputusan itu menimbulkan gugatan oleh Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) tapi Indonesai tidak gentar karenanya.
"Sampai sekarang gugatan belum selesai karena kita mengajukan alasan-alasan yang masuk akal, barang-barang kita sendiri, nikel-nikel kita sendiri," katanya.
Presiden menyatakan langkah Uni Eropa itu tidak lepas bahwa karena industri baja mereka tidak mendapatkan pasokan bahan baku, sehingga industri tersebut justru beralih ke Indonesia.
Dari industrialisasi tersebut Indonesia mendapatkan keuntungan berupa lompatan pajak sekira 20 kali lipat.
Presiden Joko Widodo paparkan 3 fondasi pendongkrak daya saing Indonesia
Jumat, 5 Agustus 2022 16:37 WIB