Bandung (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong Pusat Kolaborasi Riset Biomassa dan Biorefineri yang dimotori Universitas Padjadjaran (Unpad) bisa menjalin kolaborasi dengan mitra industri.
Plt Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono mengatakan kolaborasi itu diharapkan mendorong proses hilirisasi riset semakin cepat, khususnya di bidang biomassa dan biorefineri. Selain itu, ia pun mendorong PKR tersebut berkolaborasi dengan mitra internasional.
Baca juga: BRIN terima penghargaan rekor MURI saat ulang tahun Kebun Raya Bogor
"Nanti, orang kalau bicara refineri di Asia Tenggara diarahkannya ke sini (PKR), bukan lagi negara lain. Ini kekuatannya akan sangat masif karena mengikutsertakan kekuatan dalam negeri dan mitra luar negeri," kata Agus dalam kegiatan focus group discussion (FGD) secara virtual, Rabu.
Selain itu, menurutnya kolaborasi itu juga bisa membuat Indonesia menjadi sentra penting dalam riset mengenai biomassa dan biorefineri di kancah internasional.
Di samping itu, Agus menilai pembentukan PKR sejatinya menjadi wadah kolaborasi bagi periset sejenis. Kolaborasi itu menurutnya dapat meminimalisasi riset yang tumpang tindih.
“Sebagai contoh, di Indonesia riset biorefineri ini banyak. Kalau kita bisa kumpulkan di sini (PKR), potensi tumpang tindih akan berkurang, dan efisiensi anggaran riset dapat dilakukan,” imbuhnya.
Baca juga: BRIN berupaya jadikan Kebun Raya Bogor jadi platform global riset botani
Maka menurutnya PKR perlu didorong untuk terbuka melakukan kolaborasi. Berbagai kekurangan dari riset yang ada, menurutnya dapat didukung dan dikolaborasikan sehingga kekuatan Indonesia di sektor biomassa dan biorefineri bisa semakin kuat.
"Diharapkan di tahun berikutnya makin bertambah (periset yang bergabung), sehingga kekuatannya jadi lebih kuat," kata dia.
BRIN dukung PKR Biomassa dan Biorefineri berkolaborasi dengan industri
Rabu, 3 Agustus 2022 21:49 WIB