Purwokerto (ANTARA) - Budayawan Ahmad Tohari mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk menghormati larangan menggelar hajatan di bulan Sura pada kalender Jawa.
"Menurut saya, itu (larangan hajatan di bulan Sura, red.) harus dihormati. Namanya kepercayaan itu kan hak semua orang untuk meyakini sesuatu, jadi harus kita hargai," katanya saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.
Penulis novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk itu mengakui bagi orang yang benar-benar fanatik terhadap adat dan budaya Jawa tidak menggelar hajatan pada bulan Sura.
Dalam hal ini, mereka berkeyakinan akan menghadapi kesulitan di kemudian hari jika nekat menggelar hajatan pada bulan Sura.
"Saya sebagai budayawan menganjurkan itu dihargai karena keyakinan itu tidak bisa diotak-atik, tidak bisa disalah-salahkan, 'lha wong' keyakinannya begitu," kata budayawan asal Banyumas yang akrab disapa Kang Tohari itu.
Sebaliknya, kata dia, bagi masyarakat yang menganggap bulan Sura seperti bulan puasa juga tidak boleh diganggu.
"Kita ini yang menganggap bulan Sura itu seperti bulan puasa, seperti keyakinan saya, itu juga enggak boleh diganggu gugat, 'wong' itu keyakinan saya," katanya menegaskan.
Ahmad Tohari ajak hormati larangan gelar hajatan pada bulan Sura kalender Jawa
Senin, 1 Agustus 2022 13:12 WIB