Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang berfokus dalam pengembangan green banking dan transaction banking, sigap menangkap peluang pasar sehingga mampu mendorong kelanjutan apresiasi dari investor pasar modal.
Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan pembiayaan hijau dan hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi berkelanjutan tengah menjadi perhatian beberapa bank-bank besar di seluruh dunia sehingga strategi BNI mengembangkan green banking merupakan langkah tepat.
“Siapa yang mampu mencium perubahan pasar, akan menjadi pemimpin di sana. BBNI tentu melihat ini sebagai sebuah kesempatan baru yang mereka bisa kembangkan,” kata Maximilianus dalam keterangan resmi, Senin.
Ia juga memperkirakan kinerja positif yang dibukukan BNI dan bank-bank lainnya akan berdampak positif pada pergerakan saham.
Diketahui, pada semester I 2022, BNI membukukan laba bersih mencapai Rp8,8 triliun atau tumbuh 75,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Associate Director Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial menilai strategi BNI dalam mendorong green banking dan transaction banking merupakan salah satu upaya BNI mendiversifikasi sumber pembiayaan khususnya segmen korporasi, mengingat di sektor tersebut BNI berkompetisi dengan 4 bank besar lain.
“BBNI mempunyai Price to Book Value (PBV) yang paling rendah di antara 4 besar bank lain, maka apabila turnaround-nya terbukti bagus, potential return-nya bisa bagus,” kata Janson.