"Untuk mata masih tajam dan awas, pendengaran masih normal, setiap hari dibawa senang ditambah olahraga jalan kaki ke kebun atau ke sungai untuk menangkap ikan Payo. Kalau sakit tidak pernah minum obat kimia, cukup dengan jamu kampung dan obat alami lainnya," kata Aki Uyet.
Warga yang memiliki usia lebih dari 100 tahun di kampung itu, selama ini memegang teguh aturan dan tradisi yang diwariskan orang tua dan sesepuh mereka selama ini, termasuk pola tanam dan beternak tidak pernah dilanggar warga kampung adat, sehingga tatanan tersebut masih terjaga hingga saat ini.
Baca juga: Warga Miduana Cianjur siap pulihkan kembali kampung adat kasundaan
Fenome panjang umurnya warga Kampung Adat Miduana, menarik perhatian peneliti dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Priyo Subekti, untuk melakukan riset dan penelitian. Penelitian yang dilakukan Priyo Subekti terfokus pada komunikasi kesehatan, meliputi pola makan, pola hidup sehat dan pola pikir warga.
Hasil sementara didapati bahwa komunikasi kesehatan Kampung Adat Miduana sangat baik karena makanan yang dikonsumsi masih alami, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, ditambah pola hidup sehat dan dari pola pikiran yang cenderung lebih bahagia.
Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang lebih suka mengkonsumsi makanan siap saji tanpa memperdulikan kandungan vitamin atau bahan berbahaya yang ada dalam makanan, sehingga pola hidup kaum adat lebih sehat karena selalu mengkonsumsi makanan yang terjamin kesehatannya.
"Ada beberapa faktor yang membuat warga Kampung Adat Miduanan memiliki usia panjang dengan kondisi tubuh sehat sehingga masih tetap beraktivitas meski usia mereka sudah lebih dari satu abad bahkan lebih dari 125 tahun salah satunya pola hidup dan mengkonsumsi makanan sehat dari alam," katanya.