Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI belum menyimpulkan tingkat kecepatan penularan subvarian Omicron BA.2.75 yang menginfeksi tiga warga Indonesia sejak sepekan lalu.
"Sampai sekarang belum terlihat polanya berapa cepat dia naiknya dibandingkan dengan BA.4 dan BA.5," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam agenda peluncuran kit diagnostik molekuler BioColoMelt-Dx di RS Darmais Jakarta, Selasa siang.
Kemenkes masih meneliti kemampuan BA.2.75 yang saat ini menunjukkan tren peningkatan kasus di India.
Pada pekan lalu, kata dia, BA.2.75 atau yang dikenal di sebagian kalangan pakar ilmu kesehatan dengan sebutan varian Centaurus itu telah terdeteksi di Indonesia, dua kasus berada di Jakarta dan satu lainnya terdeteksi di Bali.
Secara terpisah, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan BA.2.75 kali pertama dilaporkan dari India pada awal Juni 2022 dan sekarang sudah menyebar di sedikitnya 15 negara, di antaranya Jerman, Inggris, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, dan Singapura.
"Di India yang kita kenal sebagai negara yang pertama kali melaporkan varian Delta BA.2.75 menyebar dengan cukup cepat," katanya.