Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendorong warga untuk menjalani vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau dosis penguat menyusul rencana pemerintah pusat memberlakukan persyaratan vaksinasi penguat bagi warga yang hendak melakukan perjalanan atau beraktivitas di tempat umum.
"Pemerintah daerah sebagai kepanjangan dari pemerintah pusat apa pun keputusan akan dilakukan. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengimbau kepada masyarakat, jangan mengabaikan vaksin ketiga," kata Uu di Gedung Sate Bandung, Kamis.
Baca juga: Presiden Jokowi minta gunakan pendekatan sosial demi dorong vaksinasi penguat
"Pemerintah punya kewenangan untuk melakukan kebajikan apa pun. Oleh karena itu sekarang apa yang menjadi keputusan pemerintah pusat, kami mendorong, sehingga apa yang yang diputuskan dapat dilaksanakan," dia menambahkan.
Dia mengemukakan bahwa rencana pemerintah pusat memberlakukan persyaratan vaksinasi penguat dalam pelaksanaan perjalanan dan kegiatan di tempat umum didasari oleh alasan yang baik.
"Kenapa pemerintah sekarang begitu tegas, kegiatan harus pakai vaksin ketiga, karena kayaknya (vaksinasi penguat) diabaikan, beda dengan vaksin pertama dan kedua," katanya.
"Pemerintah daerah sebagai kepanjangan dari pemerintah pusat apa pun keputusan akan dilakukan. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengimbau kepada masyarakat, jangan mengabaikan vaksin ketiga," kata Uu di Gedung Sate Bandung, Kamis.
Baca juga: Presiden Jokowi minta gunakan pendekatan sosial demi dorong vaksinasi penguat
"Pemerintah punya kewenangan untuk melakukan kebajikan apa pun. Oleh karena itu sekarang apa yang menjadi keputusan pemerintah pusat, kami mendorong, sehingga apa yang yang diputuskan dapat dilaksanakan," dia menambahkan.
Dia mengemukakan bahwa rencana pemerintah pusat memberlakukan persyaratan vaksinasi penguat dalam pelaksanaan perjalanan dan kegiatan di tempat umum didasari oleh alasan yang baik.
"Kenapa pemerintah sekarang begitu tegas, kegiatan harus pakai vaksin ketiga, karena kayaknya (vaksinasi penguat) diabaikan, beda dengan vaksin pertama dan kedua," katanya.