Jakarta (ANTARA) - Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Puji Lestari mengatakan penginderaan jauh (indraja) dapat digunakan untuk mengukur emisi yang dikeluarkan kendaraan pada sektor transportasi.
"Data penginderaan jauh dapat digunakan untuk memberikan informasi yang signifikan kepada pengambil kebijakan untuk mengurangi pencemaran udara dan emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi," kata dia dalam S20 High Level Policy International Webinar on Applying Science and Technology for Clean Air and Climate Co-benefits yang diadakan secara dalam jaringan di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan penginderaan jauh dapat mengumpulkan data dalam 0,5 detik sehingga dapat diandalkan dan cepat. Data yang diperoleh, antara lain terkait dengan konsentrasi polutan dalam asap knalpot kendaraan, kecepatan dan akselerasi kendaraan, kondisi pengukuran yang biasanya mencakup suhu lingkungan, tekanan, dan kelembaban relatif.
Data pengindraan jauh juga dapat memberikan informasi tentang nomor plat kendaraan yang digunakan untuk memperoleh informasi teknis, seperti jenis, merek, jenis bahan bakar, dan standar emisi.
Dengan hasil pengukuran emisi pada kendaraan tersebut, diharapkan dapat mendukung pengambilan keputusan guna meningkatkan kualitas udara.
Puji menuturkan salah satu sektor utama yang berkontribusi terhadap pencemaran udara di perkotaan adalah transportasi, sedangkan saat ini masih terbatas data emisi kendaraan.