KKHI membagi tiga kategori jamaah risiko tinggi, yaitu berusia 60 tahun ke atas dengan komorbid, usia 60 tahun ke bawah dengan satu komorbid dan 60 tahun ke bawah dengan dua komorbid.
Untuk memantau pasien risiko tinggi (risti), sebanyak 3.000 jamaah risti dibekali gelang yang terkoneksi dengan TeleJamaah, aplikasi yang dapat mempermudah petugas kesehatan dalam memantau kondisi kesehatan jamaah haji berisiko tinggi.
Baca juga: 389 calon haji kloter pertama berangkat ke Tanah Suci dari Embarkasi Jakarta
"Kita tahu bahwa di kloter disiapkan satu dokter dan perawat, kalau jamaah sakit bisa menghubungi dokter atau bisa juga lewat TeleJamaah ada tombol panic button yang otomatis terkoneksi dengan TelePetugas, ada notifikasi dimana jamaah itu berada," kata Enny.
KKHI juga membagi pasien untuk rujukan, yaitu kategorikan status hijau untuk yang tidak darurat seperti tidak ada gangguan jalan napas, kuning bagi pasien dengan komorbid, tapi tidak mengancam jiwa dan merah bagi pasien yang mengancam jiwa seperti ada gangguan napas dan jantung.
Alur penanganan jamaah yang sakit pertama ditangani oleh dokter di kloter masing-masing, jika perlu rujukan dapat dirujuk ke KKHI bagi pasien kategori hijau dan kuning, namun bagi pasien kategori merah bisa langsung dirujuk ke RS Arab Saudi.