Lebih lanjut, Yesa mengatakan, SMA Terbuka sebagai alternatif bagi masyarakat yang tidak dapat menjangkau lembaga pendidikan setara SMA karena berbagai faktor, salah satunya karena kondisi geografis.
Ia mengatakan SMA Terbuka itu sama dengan sekolah negeri di daerah-daerah yang tidak memungkinkan memiliki akses secara geografis dan faktor lainnya.
Nantinya, kata dia, SMA Terbuka yang tersebar di seluruh wilayah Jabar ini akan menerima para siswa untuk kemudian sekolah dengan sistem mandiri.
Baca juga: Disdik Jabar luncurkan 3 kurikulum baru tahun ajaran 2022
Baca juga: Disdik Jabar luncurkan 3 kurikulum baru tahun ajaran 2022
"Jadi nanti itu konsepnya sekolah mandiri, jadi hanya minimal dua hari melakukan pembelajaran," katanya.
SMA Terbuka sendiri pertama kali dibuka atau diadakan pada tahun 2020 dan saat ini jumlah sekolah terbuka di Jawa Barat mencapai 300 kemudian dalam satu kali penerimaan siswa mencapai 12.000 orang.
"Untuk evaluasinya, kami berharap bahwa sekolah terbuka semakin ke sini semakin hilang, tidak ada dan digantikan oleh sekolah-sekolah formal, seperti swasta," demikian Yesa Sarwedi Hami Seno.