Doktor entomologi lulusan University of Wisconsin, Amerika Serikat ini, menyebutkan, pada pendekatan ini petani hanya ditempatkan sebagai pengguna dari teknologi yang diproduksi oleh pusat kepakaran (center of excellence).
Dalam hal ini, permasalahan di lapangan didokumentasikan, dibawa, dan diteliti, hingga mendapatkan kesimpulan, dan teknologi yang siap untuk diterapkan oleh para petani. "Pada pendekatan ini penggunaan pestisida dan bahan-bahan kimiawi sintetik menjadi satu hal penting," katanya.
Dia menegaskan pendekatan ini secara nyata memiliki kelemahan dan memunculkan situasi gagal dengan terjadinya ledakan hama wereng coklat dan penggerek batang putih.
Dalam penerapan riset aksi holosentrik, kata dia, peneliti tidak lagi mengambil jarak dengan petani, tapi bersama-sama petani melakukan kajian. "Di sinilah membuka ruang dan kesempatan kepada semua pihak untuk berkontribusi dalam upaya penyelesaian masalah secara konstruktif," katanya.
Profesor IPB usulkan pembangunan pertanian melalui riset aksi holosentrik
Sabtu, 21 Mei 2022 16:19 WIB