"Sebelum pandemi, puluhan angkutan yang tersedia tidak perlu menunggu lama untuk berangkat karena jumlah penumpang pe rhari lebih dari 1.000 orang setiap harinya. Namun tahun ini, dua hari menjelang lebaran jumlah penumpang paling tinggi hanya 200 orang per hari," katanya.
Pihaknya menduga maraknya travel gelap yang beroperasi membuat penumpang angkutan umum menurun tajam karena lebih memilih naik travel dari Jakarta dapat langsung ke depan rumah penumpang di masing-masing kecamatan di selatan Cianjur.
"Kami sudah menyampaikan laporan sopir ke atasan, agar segera ditindaklanjuti bersama kepolisian karena sopir angkutan sempat mogok beroperasi dengan tuntutan travel gelap ditertibkan," katanya.
Sopir angkutan resmi di Cianjur minta travel gelap ditertibkan
Sabtu, 30 April 2022 19:45 WIB