Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik tipis di sesi Asia pada Rabu sore, setelah Moskow mengatakan pembicaraan damai dengan Ukraina telah menemui jalan buntu, memicu kekhawatiran pasokan, sementara data ekonomi yang lemah dari China dan Jepang membatasi kenaikan.
Minyak mentah berjangka Brent naik 22 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 104,86 dolar AS per barel pada pukul 06.26 GMT. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 8 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 100,68 dolar AS per barel, setelah turun di awal sesi.
Baca juga: Harga minyak naik, prospek pasokan ketat saat Rusia tolak pembicaraan damai
Kedua kontrak acuan minyak berjangka telah melonjak lebih dari 6,0 persen pada Selasa (12/4/2022).
"Penurunan harga minyak terbatas," kata analis pasar senior OANDA Jeffrey Halley, mengutip pembicaraan damai yang menemui jalan buntu dan komentar dari Presiden AS Joe Biden yang menuduh Rusia melakukan genosida. Ini "memperkuat bahwa situasi Ukraina-Rusia tidak akan berkurang dalam waktu dekat", tambahnya.
Putin pada Selasa (12/4/2022) menyalahkan Ukraina karena menggagalkan pembicaraan damai, dan mengatakan Moskow tidak akan menyerah pada apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata tetangga baratnya itu.