Melbourne (ANTARA) - Harga minyak naik di sesi Asia pada Rabu pagi, di tengah kekhawatiran bahwa penurunan produksi di Rusia yang terkena sanksi, pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, akan memperketat pasokan setelah Moskow mengatakan pembicaraan damai untuk menyelesaikan invasi ke Ukraina menemui jalan buntu.
Minyak mentah berjangka Brent menguat 59 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 105,23 dolar AS per barel pada pukul 00.53 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS meningkat 60 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 101,20 dolar AS per barel.
Baca juga: EIA prediksi minyak mentah dunia turun di bawah 100 dolar pada 2023
Kedua kontrak acuan harga minyak melonjak lebih dari enam persen di sesi sebelumnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (12/4) menyalahkan Ukraina karena menggagalkan pembicaraan damai, dan mengatakan Moskow tidak akan menyerah pada apa yang disebutnya "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata tetangga baratnya.
“Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pembicaraan damai dengan Ukraina 'di jalan buntu', sambil menyatakan serangan tujuh minggu akan direncanakan. Ini meningkatkan momok risiko berlanjutnya gangguan pasokan di pasar minyak,” kata analis minyak ANZ dalam sebuah catatan.