Bengaluru (ANTARA) - Harga emas naik tipis di perdagangan Asia pada Selasa sore, karena selera terhadap risiko melemah menjelang data inflasi AS yang dapat mendukung sikap kebijakan agresif Federal Reserve untuk menahan tekanan harga-harga yang meningkat tajam.
Emas spot menguat 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 1.956,78 dolar AS per ounce pada pukul 06.21 GMT, setelah mencapai level tertinggi dalam hampir sebulan pada Senin (11/4). Sementara itu, emas berjangka AS terdongkrak 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 1.960,30 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas naik setelah ekuitas AS jatuh dan perang Ukraina-Rusia berlanjut
Manajer umum global ABC Bullion, Nicholas Frappell, mengatakan emas mendapat tawaran beli karena ekuitas yang lebih lemah dan ketegangan geopolitik sambil menghadapi hambatan dari melemahnya minyak mentah, dolar yang lebih kuat, dan kenaikan imbal hasil riil.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 persen, karena investor bersiap untuk data inflasi AS yang panas yang diperkirakan menunjukkan harga-harga bulan lalu naik terbesar dalam lebih dari 16 tahun.
"Ekspektasi (IHK) AS adalah 1,50 persen bulan ke bulan, jika jumlahnya lebih rendah, diperkirakan emas akan melemah," kata Frappell.