Beijing (ANTARA) - Harga minyak naik di sesi Asia pada Jumat sore, tetapi diperkirakan turun sekitar 3,0 persen untuk minggu ini karena rencana pelepasan 240 juta barel dari stok darurat negara-negara konsumen mengimbangi beberapa kekhawatiran atas berkurangnya pasokan dari Rusia karena sanksi Barat.
Minyak mentah berjangka Brent menguat 16 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 100,77 dolar AS per barel pada pukul 07.36 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 35 sen atau 4,0 persen, menjadi diperdagangkan di 96,37 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak menuju penurunan mingguan tiga persen karena rilis stok darurat
Kedua kontrak akan turun untuk minggu kedua berturut-turut, dengan Brent diperkirakan jatuh 3,4 persen sementara WTI merosot 2,8 persen.
Analis mengatakan pelepasan minyak darurat, sekitar 1 juta barel per hari (bph) dari Mei hingga akhir tahun, mungkin membatasi kenaikan harga dalam jangka pendek, tetapi tidak akan sepenuhnya menutupi volume yang hilang jika lebih banyak negara memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus".
Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) akan melepaskan 60 juta barel gabungan selama enam bulan ke depan dengan Amerika Serikat mencocokkan jumlah itu sebagai bagian dari pelepasan 180 juta barel yang diumumkan pada Maret.
Minyak naik, tetapi berada di jalur penurunan mingguan 3 persen
Jumat, 8 April 2022 15:58 WIB