Amerika Serikat dan NATO mengatakan Rusia masih membangun pasukan di sekitar Ukraina pada Rabu (16/2/2022) meskipun Moskow bersikeras bahwa pihaknya akan mundur, mempertanyakan keinginan Presiden Vladimir Putin untuk merundingkan solusi bagi krisis tersebut.
"Risiko invasi skala penuh telah sedikit berkurang. Tapi kami tidak mungkin keluar dari status quo saat ini," kata Kepala Analis Komoditas SEB, Bjarne Schieldrop, di Oslo.
Baca juga: Harga minyak melonjak, khawatir serangan Rusia ke Ukraina segera terjadi
Menteri keuangan Rusia mengatakan negara itu akan siap untuk merutekan kembali pasokan energi jika sanksi Barat menargetkan sektor energinya.
Persediaan minyak mentah AS naik 1,1 juta barel pekan lalu, tetapi persediaan keseluruhan di pusat pengiriman Cushing turun 1,9 juta barel, dan produk yang dipasok - proksi untuk permintaan - mencapai rekor 22,1 juta barel per hari selama empat minggu terakhir, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan.
"Persediaan EIA mencerminkan pemadaman listrik yang kami lihat di Texas yang berdampak pada kapasitas lebih dari 1 juta barel per hari akhir pekan lalu," kata Presiden Lipow Oil Associates, Andy Lipow,. "Situasi di Ukraina melampaui data EIA."
Produsen minyak telah berjuang untuk memenuhi permintaan atau target produksi mereka sendiri. Kepala Badan Energi Internasional Fatih Birol meminta Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu mereka, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk mempersempit kesenjangan antara target produksi minyak mereka dan produksi aktual.