Bandung (ANTARA) - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berkolaborasi bersama lembaga swadaya masyarakat Waste4Change dan Sungai Watch guna mengatasi masalah sampah di 100 titik sungai wilayah Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Karawang.
Direktur Waste4Change M Bijaksana Junerosano, Senin mengatakan, gerakan penanganan sampah di tiga wilayah Jabar tersebut dilatarbelakangi permasalahan sampah yang sangat memprihatinkan.
Baca juga: Sampah Kali Busa Bekasi berasal dari hulu sungai
Sampah-sampah bertumpuk di bantaran sungai bahkan badan sungai yang berpotensi akan mencemari lautan.
"Melalui kolaborasi ini, kami lakukan intervensi agar sampah tidak masuk ke lautan," ujar Junerosano seperti dikutip dari siaran pers Humas Pemprov Jabar.
Dikatakan Sano, kolaborasi dengan Pemda Provinsi Jabar sudah mulai dirintis. Selain itu, pihaknya juga telah menggelar diskusi dengan perwakilan Pemerintah Pusat yang dihadiri KemenkoMarves, KLHK, KemenPUPR, pihak Provinsi Jabar, dengan tuan rumah Pemerintah Kota Bekasi.
"Kami juga sudah melakukan diskusi langsung dengan Provinsi Jabar Kamis 20 Januari 2022. Saat itu dihadiri pula perwakilan Pemerintah Pusat dan juga perwakilan tiga daerah yang akan kami intervensi, serta Gary Bencheghib dari Sungai Watch," katanya.
Baca juga: Menko Luhut ajak semua pihak kawal Program Citarum Harum
Menurut dia, respons mereka pada aksi penanganan tersebut disambut baik dan siap memberikan dukungan penuh.
Sano pun mengungkapkan, selain diskusi, langkah kolaborasi telah dilakukan dengan memetakan titik-titik yang akan ditangani dan menyurvei langsung yang dipimpin Gary dan team dari Sungai Watch.
Dikatakan Sano, sebelum mengutarakan kolaborasi dengan Pemda Provinsi Jabar pihaknya telah melaksanakan Bekasi River Clean up yang merupakan bentuk kerja sama untuk solusi sampah antara Waste4Change dengan Pemerintah Kota Bekasi dan didukung dengan CSR dari luar negeri.
"Dalam Bekasi River Cleanup, digunakan See Hamster atau perahu ramah lingkungan yang menggunakan tenaga surya, beserta basecamp/charging station dengan zero emission. Sampah kemudian diproses, di mana sampah organik diubah menjadi kompos, sampah anorganik dijual, sedangkan residu sekitar 30 persen dikirim ke TPA," katanya.
Dikatakan Sano, rencana pembersihan sampah di sungai ini menjadi solusi mengatasi sampah yang sudah terlanjur masuk sungai.
Baca juga: Sampah bambu sumbat aliran Sungai Cikeas di kawasan Bekasi
Skema tersebut akan diterapkan dalam pembersihan sampah di 100 titik di tiga kota/kabupaten di Jabar tahun 2022 ini.
"Waste4Change mohon izin pembersihan sampah di sungai Jawa Barat didukung dan dibantu pemerintah guna optimalisasi program, terutama untuk dukungan lahan," ujar dia.
Selebihnya nanti pada pelaksanaannya, pihaknya akan melibatkan masyarakat dan stakeholders lainnya sesuai partisipasi masing-masing.
"Harapannya ke depan akan terwujud rasa memiliki masyarakat dan stakeholders untuk menjaga sungai dengan mengelola sampah dengan baik sehingga tidak ada lagi sampah masuk ke sungai," kata Sano.
Baca juga: Wakil Wali Kota kaget Sungai Cibalok jadi tempat buang sampah