New York (ANTARA) - Harga minyak mentah sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena aksi ambil untung setelah beberapa hari menguat yang mendorong kontrak acuan ke level tertinggi tujuh tahun di tengah kekhawatiran tentang pasokan yang ketat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret tergerus 6 sen menjadi menetap di 88,38 dolar AS per barel. Patokan global Brent melonjak menjadi 89,17 dolar AS per barel sehari sebelumnya, level tertinggi sejak Oktober 2014 dan telah menguat 13 persen sejauh tahun ini.
Baca juga: Minyak turun di sesi Asia, kekhawatiran pasokan batasi kerugian
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari juga turun 6 sen menjadi ditutup di 86,90 dolar AS per barel pada hari terakhir masa berlaku kontrak. Kontrak WTI Maret yang lebih aktif menetap di 85,55 dolar AS per barel atau turun 25 sen. WTI telah terangkat 15 persen sepanjang tahun ini.
Persediaan minyak mentah naik 515.000 barel pekan lalu, dan persediaan bensin naik 5,9 juta barel, meningkatkan persediaan tersebut ke level tertinggi dalam setahun, menurut Departemen Energi AS.
"Saya tidak berpikir peningkatan pasokan bensin adalah pembunuh bullish. Kami akan membutuhkan penyulingan untuk terus menyuling buat memenuhi permintaan bensin di musim mengemudi musim panas - itulah salah satu alasan pasar masih didukung meskipun pasokan bensin meningkat," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Perdagangan telah didominasi oleh kekhawatiran pasokan, dari masalah jangka pendek seperti penghentian sementara aliran pipa Irak-ke-Turki hingga kekurangan yang konsisten dari anggota OPEC+ dalam mencapai peningkatan pasokan yang ditargetkan.
Harga minyak sedikit melemah, meski kekhawatiran pasokan dominan
Jumat, 21 Januari 2022 6:01 WIB