Produksi Libya kemungkinan sekitar 500.000-600.000 barel per hari lebih rendah dalam beberapa minggu mendatang, lebih dari mengimbangi rencana peningkatan bulanan dalam produksi OPEC+, kepala ekonom komoditas di Capital Economics, Caroline Bain mengatakan.
Perusahaan minyak milik negara Libya mengatakan pada Sabtu (1/1/2022) produksi minyak akan berkurang 200.000 barel per hari selama seminggu karena pemeliharaan pada pipa utama, menambah gangguan dua minggu lalu setelah milisi memblokir operasi di ladang minyak Sharara dan Wafa.
Namun, Bain mengatakan Capital Economics tetap berpandangan bahwa OPEC+ terus meningkatkan produksi dalam beberapa bulan mendatang dan pertumbuhan permintaan normal, harga minyak akan berada di bawah tekanan. Capital Economics memperkirakan pada akhir tahun 2022 minyak mentah Brent hanya 60 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak naik di Asia, permintaan meningkat meski kasus Omicron melonjak
Harga minyak naik di 80 dolar, OPEC+ tetap dengan rencana kenaikan produksi
Rabu, 5 Januari 2022 7:32 WIB