Lantaran itu pula, Velyn memiliki karakter tidak mudah mengeluh walau diterpa berbagai rintangan.
“Sebenarnya saya itu tidak dekat (bermanja-manja, red) dengan ibu, entah apa ini positif atau negatif. Tapi yang jelas, selagi saya masih kuat maka saya tidak akan cerita,” kata lulusan SMA Kristen Immanuel Pontianak ini.
Ibunda tercinta selalu menekankan dua poin penting kepada Velyn, selain kemandirian juga dituntut untuk senantiasa menghargai orang lain. Ini penting karena dirinya bukan dari keluarga berada, yang memiliki keleluasaan finansial.
Sang ayah yang berprofesi sebagai wirausaha tentunya harus membanting tulang ketika Velyn membutuhkan dana sekitar Rp1 miliar untuk menyelesaikan studi di sekolah penerbang selama 1 tahun dan 4 bulan.
Tak heran dengan karakter bertanggung jawab itu, pada usia yang terbilang muda, ia sudah dipercaya menjadi pengajar di sekolah penerbangnya setelah menyelesaikan pendidikan di sana.
Lalu berselang satu tahun, ia mendapatkan tawaran dari salah satu perusahaan mitra pemasok APP Sinar Mas untuk menerbangkan helikopter. Ini terkait kebutuhan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).