Kota Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengingatkan bahwa saat ini persoalan kesehatan bukan hanya COVID-19, melainkan kanker, gizi kronis atau kekerdilan,
Open Defection Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang perlu terus ditangani.
"Jika semua kerja keras dan bersama-sama tidak ada yang tidak bisa dicapai. Jangan terkuras isu pandemi yang menguras hati, sisakan ruang-ruang kesiapan kita untuk menangani kesehatan dari hulu ke hilir," katanya di Kota Bogor, Sabtu.
Tantangan Kota Bogor, kata Bima, target 2024 yang ditetapkan seharusnya kekerdilan lebih rendah dari 10,7, bahkan lima persen.
Pada Puncak Hari Kesehatan Nasional ke-57 tingkat Kota Bogor di Puri Begawan, Jumat (10/12), ia meminta Dinas Kesehatan jangan hanya kuratif dan rehabilitatif, tetapi preventif, promotif juga penting untuk mengajak semua bergerak menerapkan pola hidup bersih, menggelorakan semangat olahraga menjadikan Kota Bogor sebagai kota peduli kesehatan sesuai turunan dari visi Kota Bogor.
Baca juga: 5 Polres tetapkan ada 25 titik pemeriksaan sertifikat vaksin sekitar Puncak
Bima menyampaikan ada tiga hal yang dilakukan Kota Bogor dalam menghadapi dan menangani bidang kesehatan, khususnya di masa pandemi COVID-19, yakni kolaborasi, indahnya inovasi dan kesabaran tanpa henti dari semua pihak.
"Kata kuncinya, ketika bertugas adalah melampaui tupoksi, berpikir melampaui tupoksi, bekerja sama, berkolaborasi dan terus melakukan inovasi," kata Bima Arya.