Staf Ahli Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Siti Nugraha Mauludiah mengatakan keberadaan Collective Leadership Specialist Indonesia (CLSI) yang baru diresmikan di Bandung, Jawa Barat, Selasa, dapat membantu menjembatani diaspora dengan pemerintah.
Menurutnya para diaspora yang tersebar di mancanegara memiliki potensi yang cukup penting untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan nasional.
Baca juga: GIZ Indonesia dukung Unpar Bandung dirikan pusat studi diaspora
"Jadi diharapkan menjadi wadah komunikasi dan diskusi tentang isu-isu seputar migrasi," kata Siti dalam peresmian CLSI di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Selain sebagai sarana komunikasi, munculnya wadah bagi bagi para diaspora itu juga penting guna membantu memperkuat jembatan antara program-program pemerintah dengan diaspora Indonesia.
"Pemerintah pun terus bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain untuk kepentingan mereka (diaspora)," kata Siti.
Adapun CLSI terbentuk dari binaan lembaga pembangunan yang berbasis di Jerman yakni Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) guna memecahkan tantangan pemberdayaan diaspora Indonesia.
Baca juga: Kafe Dangdut diaspora Indonesia resmi dibuka di New York
Baca juga: Kafe Dangdut diaspora Indonesia resmi dibuka di New York
Sementara itu, Diaspora Team Leader GIZ Indonesia Makhdonal Anwar mengatakan CLSI bertujuan untuk mengoptimalkan kontribusi diaspora terhadap visi pembangunan Indonesia tahun 2030.
Dalam prosesnya, kata dia, pihaknya pun ikut memberi kontribusi guna mengakomodir para diaspora sesuai dengan program pemerintah yang ada.
"Sekarang itu sedang dilakukan, dan kami juga antusias karena diaspora dimungkinkan memiliki kartu diaspora dari pemerintah," kata Makhdonal.
Baca juga: Pemerintah buka kesempatan dokter diaspora Indonesia bantu tangani COVID-19
Baca juga: Pemerintah buka kesempatan dokter diaspora Indonesia bantu tangani COVID-19