Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping menekankan pentingnya pejabat pemerintahannya dan pengurus Partai Komunis setempat (CPC) yang ahli dalam ajaran Marxisme agar familiar dengan urusan keagamaan di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.
Berbicara dalam Konferensi Nasional Urusan Keagamaan di Beijing, Sabtu (4/12), orang nomor satu di China itu menginstruksikan perlunya pelatihan pejabat dan pengurus CPC yang tidak diragukan lagi kepakarannya tentang ajaran Marxisme bisa memahami urusan agama agar memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan masalah umat beragama.
Baca juga: Di China film James Bond "No Time to Die" raup Rp165 miliar
Xi juga mendorong adanya pembinaan terhadap sekelompok tokoh agama yang bisa diandalkan secara politik, memiliki akhlak mulia, dan berprestasi di bidang keagamaan sehingga perannya dapat diandalkan pada saat-saat kritis.
Pucuk pimpinan CPC itu juga menekankan peningkatan pendidikan dan tugas-tugas terkait urusan agama.
Di China, unsur pemerintahan dan pelayanan publik di semua tingkatan serta kader dan pengurus CPC tidak diizinkan memeluk agama apa pun.
Komite Sentral CPC telah mengajukan beberapa konsep dan kebijakan baru tentang urusan keagamaan sejak Kongres Nasional CPC ke-18 (tahun 2012), klaim Xi.