Bandung (ANTARA) - Bermula dari kegelisahan, Nur N Suharto yang merupakan ibu paruh baya kini telah merasakan sejumlah kemujuran hingga keterpurukan saat menjalankan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ia namakan Nbee Stone and Silver.
UMKM yang berlokasi di Jalan Emung, Kota Bandung, Jawa Barat itu menawarkan perhiasan batu permata rancangan Nur yang dilengkapi perak murni dengan karakter tersendiri pada setiap produk yang dirilisnya.
Nbee Stone and Silver sendiri didirikan sejak 2007 silam oleh Nur, hasil dari kegelisahannya usai mendapati fenomena bongkahan batu permata yang marak dijual dengan harga Rp10 ribu per kilogramnya.
Padahal Nur merasa batu permata semestinya memiliki nilai lebih karena merupakan suatu keindahan terpendam yang dimiliki Indonesia. Seperti diketahui, tidak semua tempat di bumi ini menghasilkan beragam jenis batu permata yang langka tersebut.
Sehingga, Nur pada saat itu mulai meniti asa dengan mengikuti sejumlah pelatihan agar memiliki keterampilan guna menyulap bongkahan batu menjadi perhiasan batu permata seperti cincin, kalung, dan gelang.
Walhasil perhiasan yang dirancang oleh Nur itu mampu memiliki memiliki nilai lebih dengan harga mulai dari Rp295 ribu, hingga Rp3,7 juta. Dalam satu bulannya, Nur mampu memproduksi 30 hingga 40 buah dengan jenis yang eksklusif dalam setiap perhiasannya.
"Tentunya batu yang digunakan di Nbee ini merupakan hasil kekayaan alam Indonesia. Setiap daerah kan ada, seperti di Sukabumi, Banten, dan berbagai daerah lainnya juga punya," kata Nur saat ditemui di kediamannya, Senin.
Dilirik Ibu Negara
Perjalanan panjang Nur dalam menjalani bisnis perhiasannya itu pun tak lepas dari dukungan berbagai pihak di sekelilingnya. Dengan semangat mencintai kekayaan Tanah Air dan memberdayakan masyarakat, Nur terus konsisten menekuni bisnisnya itu sejak satu dekade lebih.
Dari mulut ke mulut, perhiasan batu permata yang ia tawarkan itu terdengar hingga kepada para istri pejabat. Hingga pada saatnya, ia memanfaatkan peluang yang ia dapat untuk bisa membawa Nbee lebih eksis dalam skala nasional.
"Jadi waktu dulu saya ketemu dengan istri seorang Dirjen di sebuah kementerian, lalu beliau mengajak saya ke Jakarta untuk memperlihatkan perhiasan, dan saya jualan di sana," kata Nur.
Tak lama kemudian, UMKM milik Nur itu mendapat kesempatan untuk tampil dalam ajang pameran nasional mewakili Jawa Barat. Saat itu, stan Nbee Stone and Silver disambangi oleh istri dari Presiden keenam Indonesia yakni Ani Yudhoyono.
Setelah pemimpin negara berganti, momen serupa pun terjadi kembali. Perhiasan milik Nur itu pun dipercaya untuk tampil dalam pameran kerajinan di Istana Negara sekitar tahun 2017.
Saat itu, istri dari Presiden Joko Widodo yakni Iriana Joko Widodo mengunjungi stan perhiasan Nbee. Pada akhirnya salah satu perhiasan batu permata Nbee menjadi koleksi dari Iriana Joko Widodo.
Tak usai di situ, Nur menceritakan, sosok Ibu Negara itu pun tak segan untuk memesan kembali perhiasan batu permata tersebut setelah beberapa waktu berlalu.
"Jadi sampai ajudannya menghubungi saya, saat itu terjadi secara resmi pembayarannya, ada penandatanganan segala rupa, jadi Ibu Iriana memang beli ke saya, bukan saya kasih cuma-cuma," kata Nur.
Selain para Ibu Negara, perhiasan asal Bandung itu pun menjadi koleksi sejumlah istri menteri. Bahkan ada juga yang menjadi pelanggan tetap perhiasan Nbee tersebut.
"Ini menjadi suatu kebanggaan, mereka sangat peduli dengan UMKM dan cinta produk Indonesia, mereka mengimplementasikan hal tersebut dengan membeli dan memakainya," kata dia.
Dampak pandemi
Setelah melalui fase-fase kejayaannya tersebut, Nur harus rela omzet usahanya tersebut alami penurunan sangat signifikan akibat adanya pandemi COVID-19 yang dimulai awal 2020 lalu.
Sejauh ini, pola bisnis Nbee Stone and Silver lebih banyak merambah pameran-pameran kerajinan dan juga memanfaatkan pelanggan tetap.
Pasalnya, kata dia, produk perhiasan cenderung lebih banyak diminati apabila konsumen dapat melihat langsung rupa perhiasan tersebut.
"Karena kan perhiasan itu tidak seperti baju misalnya yang punya takaran ukuran S, M atau L, pembeli kan ingin melihat langsung dulu," katanya.
Selain itu, ia juga terpaksa merumahkan sejumlah pegawainya dan mengurangi pekerjaan bagi para perajin batu permata tersebut. Akibatnya, omzet bisnisnya itu menurun hingga 60 persen selama pandemi belum mereda.
Meski demikian, Nur mengaku tidak ingin larut dengan kondisi yang tidak membuat ekosistem usahanya terbenam. Pandemi ini justru menurutnya merupakan celah untuk memulai pola bisnis baru dengan sejumlah inovasi yang lebih anyar kedepannya.
"Saya sangat kaget ya pada saat terjadi itu, saya tidak larut, dan saya cari celah, karena tetap peluang itu ada," katanya.
Tak henti berinovasi
Selama hampir 14 tahun malang melintang, Nbee Stone and Silver sejauh ini lebih fokus untuk memproduksi jenis perhiasan batu permata untuk kaum perempuan.
Namun setelah pandemi berjalan hampir dua tahun, Nur mulai berinovasi dengan memproduksi perhiasan batu permata untuk digunakan oleh pria guna mendapatkan ceruk bisnis baru.
"Karena roda ekonomi harus berputar ya, saya buat dan merancang ini, inovasinya ini pada saat pandemi," katanya.
Produk perhiasan batu permata yang ditargetkan untuk para laki-laki itu mulai dari cincin, kalung, hingga jepitan dasi. Senada dengan sebelumnya, produk yang dibuat untuk laki-laki pun bersifat eksklusif dengan karakter tertentu pada setiap produknya.
Di samping itu, ia juga terus berupaya bertransformasi menjadi bisnis berbasis digitalisasi dengan mengandalkan sejumlah aplikasi media sosial dan marketplace.
Dalam hal tersebut, menurutnya sejumlah lembaga negara tak lepas untuk memberi dukungan pembinaan dan pelatihan kepada Nbee. Salah satunya, kata dia, Bank Indonesia (BI) tak mengabaikan UMKM dengan memberikan sejumlah kesempatan.
"Pada masa pandemi itu BI mengadakan beberapa eksibisi, ada di Hotel Savoy Homann, ada di Trans Hotel juga, mereka mengundang berbagai kalangan, itu sangat bagus untuk sarana promosi," katanya.
Meski belum pulih 100 persen, Nur mengatakan sejumlah pembinaan tersebut membuat dirinya dapat mengamati pasar untuk bisa berinovasi dalam mengembangkan bisnisnya. Sehingga pandemi ini tidak membuat bisnisnya vakum total.
"Dampaknya drastis sekali, ini dampak dari pandemi, tapi kemudian saya tetap mencari strategi apa supaya bisnis saya bisa tetap eksis," kata dia.
Baca juga: Spektrum - Saat Kapolri Hoegeng tidak ingin anaknya jadi polisi
Baca juga: Spektrum - Semangat Areniss mengenalkan gula aren ke pasar mancanegara
Spektrum - UMKM Bandung ubah batu Rp10 ribu jadi perhiasan koleksi prestisius
Senin, 15 November 2021 22:53 WIB