Sukabumi, 28/4 (ANTARA) - Tersangka pelaku teror bom buku Pepi Fernando, dikenal oleh warga Kampung Sekarsari, RT 02/06, Desa Munjul, Sukabumi, sebagai wartawan dan pembuat film tentang tsunami Aceh.
Tokoh Pemuda setempat, Darjat, mengatakan, warga di daerah itu mengenal Pepi sebagai wartawan, namun tidak tahu dari media mana, yang pasti dia merupakan pembuat film tentang tsunami Aceh pada 2004 lalu.
"Setelah lulus dari SMA sekitar 1994, Pepi kemudian berangkat ke Jakarta untuk kuliah dan setelah kuliah katanya Pepi pergi ke Aceh dan bekerja menjadi wartawan dan pada 2004 dirinya membuat film tentang tsunami Aceh," kata Darjat yang juga merupakan teman dekat Pepi sejak kecil, Kamis.
Darjat menuturkan, dirinya dan warga di kampungnya sempat bangga dengan Pepi karena baru satu-satunya warga di Sekarsari yang bisa kuliah dan menjadi wartawan. Selain itu, Pepi juga dikenal pintar, baik, sopan dan santun terhadap warga.
"Setiap harinya Pepi sering main dan nongkrong dengan kami, bahkan dirinya tidak sungkan-sungkan mengeluarkan uangnya untuk dinikmati bersama warga. Pepi merupakan seorang yang taat ibadah karena setiap kali datang waktu solat Pepi sering mengingatkan warga untuk sholat," tuturnya.
Ia menambahkan, selama menjadi wartawan, Pepi pernah membawa teman-temannya yang katanya juga wartawan dan pembuat film. Tetapi menurutnya, Pepi tidak menunjukan perilaku yang aneh walaupun dirinya sudah sukses tetap dekat dengan warga.
"Dia sangat baik kepada kami dan warga hanya tahu Pepi hanya sebagai wartawan dan pembuat film," tambahnya.
Darjat menuturkan, sebenarnya nama Pepi kepanjangannya bukan Pepi Fernando, tetapi Pepi Purnama, sehingga pada saat muncul di media massa warga awalnya tidak percaya.
"Sebenarnya Pepi panjangnya adalah Pepi Purnama, tetapi setelah menjadi pembuat film Pepi mengganti namanya menjadi Pepi Fernando yang katanya supaya lebih ngetop," tuturnya.
Selain pernah menjadi wartawan dan pembuat film, menurutnya, Pepi juga pernah menjadi guru agama di Madrasah Al-Araf saat masih SMA.
Senada dengan Darjat, Piah (40) tetangga dekatnya, mengatakan setelah lulus kuliah Pepi langsung ke Aceh katanya mau menjadi wartawan dan membuat film tentang tsunami Aceh.
"Saat pulang Pepi langsung bercerita bagaimana dirinya membuat film dan menjadi wartawan di Aceh pada saat kejadian tsunami," kata Piah.
Ia menambahkan, dirinya tidak mengetahui pekerjaan lain Pepi di Jakarta atau di daerah lainnya, yang tahu warga di sini Pepi merupakan wartawan dan pembuat film.
Aditya
PEPI DIKENAL WARGA SUKABUMI SEBAGAI WARTAWAN
Kamis, 28 April 2011 16:01 WIB