Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengundang berbagai pihak mulai dari Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FGDB), Ikatan Dokter Indonesia, pengamat ekonomi, hingga perwakilan himpunan mahasiswa untuk menggali masukan soal penanganan Covid-19.
Pada Selasa (3/8) sore, Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali itu melakukan pertemuan dan diskusi secara virtual dengan FGDB guna membahas upaya apa yang sudah dan akan dilakukan pemerintah dalam menangani Covid-19.
"Saya juga minta masukan dari bapak ibu sekalian untuk menghadapi keadaan kita khusus mengenai kasus Covid-19 ini, lebih khusus lagi delta varian ini. Peran bapak ibu kami perlukan untuk membantu apa saja yang sudah dikerjakan pemerintah untuk mengendalikan pandemi," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (4/8).
Luhut menyatakan pihaknya telah menyusun dan membuat formula pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia. Secara umum ada tiga aspek, yaitu mengurangi potensi penularan dengan menerapkan 3M dan 3T; mengurangi durasi kontak; dan melakukan vaksinasi.
Dalam kesempatan yang sama, Prof Widodo dari Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan dukungan atas kerja dan upaya pemerintah yang telah dan akan dilakukan untuk menanggulangi pandemi Covid-19 di Indonesia, termasuk Jawa dan Bali. Ia menilai selama ini banyak pihak dan oknum yang menyerang dan menilai upaya penanggulangan Covid-19 yang dikomandoi Menko Marves sudah gagal.
"Sebetulnya kalau ada orang yang bertanya apakah pemerintah telah gagal menangani pandemi, itu pertanyaan yang salah karena saat ini perang melawan pandemi masih proses dan belum selesai," katanya.
Selanjutnya, pada Selasa (3/8) malam, Luhut menggelar rapat koordinasi yang mengundang seluruh kepala daerah di Pulau Jawa dan Bali, epidemolog, Ikatan Dokter Indonesia, pengamat ekonomi hingga perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas di Jawa Bali.
Dalam kesempatan ini, Luhut menjabarkan peta rencana atau road map pengendalian pandemi yang telah disusun dan ini kunci bagi semua pihak yang terlibat.
Menko Luhut menuturkan bahwa pembukaan aktivitas ekonomi akan tergantung kepada pencapaian vaksinasi, serta implementasi dari 3T dan 3M. Karena itu, dia meminta agar bulan Agustus harus dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan tiga aspek di atas.
"Setiap Pangdam, Kapolda, menulis capaian tracing dari tiap-tiap daerah, sehingga kita dapat memprediksi kapan target kita 1:10 bisa segera tercapai. Pemda saya juga minta bantuannya untuk ikut memantau tracing ini, semua harus kompak. Semua laporan menggunakan bahasa yang sama agar kita bisa mengejar target dengan baik," sambungnya.
Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri juga memberikan masukan mengenai perlunya pemanfaatan dan keterlibatan mahasiswa bukan hanya mahasiswa kedokteran dan bidang medis saja, namun juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa lainnya untuk membantu pemerintah dalam melakukan program 3T misalnya menjadi tenaga input kasus tracing di lapangan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Leon Alvinda Putra dan juga Ketua PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Raihan Ariatama menyatakan mahasiswa siap membantu dan mendukung langkah pemerintah.
Mereka juga memberikan masukan terkait upaya penanganan Covid-19 Jawa dan Bali. Salah satunya, yaitu mahasiswa kedokteran yang saat ini memasuki tingkat akhir bisa dilibatkan atau diperbantukan menjadi tenaga kesehatan, dengan catatan keterlibatan mereka harus dijadikan atau diformulasikan menjadi sistem kredit semester (SKS) yang sudah diambil, serta bisa dikaitkan dengan program kampus merdeka sehingga jadi mereka tetap mendapatkan kredit dalam kuliah.
Merespon masukan tersebut, Luhut pun mengaku akan segera menghubungi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim untuk bisa merealisasikan usulan para mahasiswa.
"Saya setuju sekali tujuan Kampus Merdeka ini dan akan segera menghubungi Menteri Nadiem untuk segera merealisasikan permintaan teman-teman mahasiswa ini, supaya pandemi ini dapat diatasi bersama-sama," ujar Menko Luhut.
Baca juga: Penambahan kasus sembuh paling banyak di Jawa Barat capai 6.931 kasus
Baca juga: BOR rumah sakit Kota Bandung turun meski kasus COVID-19 masih naik
Baca juga: Kabupaten Bekasi alihkan anggaran Rp185 miliar untuk tangani COVID