Jakarta (ANTARA) - Setelah melewati kegagalan berulang dalam membuka usaha, Uda Irman akhirnya berhasil mengembangkan bisnis sepatu dengan merek POLLENZO yang berasal dari Ciomas, Bogor hingga ke luar negeri.
Pada pertengahan tahun 2000, Uda Irman yang pada saat itu menjadi karyawan toko sepatu, kian bertekad untuk memulai peruntungannya menjadi pengusaha sepatu. Setelah mencari pengalaman, menggali info, dan mencoba eksperimen desain personalnya, ternyata dia mendapatkan antusiasme yang cukup baik dan hal ini lah yang membekali keberanian Uda Irman untuk memulai bisnis.
Uda Irman mengumpulkan modal dan membuka usaha sendiri secara offline. Namun memasuki tahun keenam, bisnisnya tumbang karena menyadari masih minim pengetahuan dan strategi bisnis yang berkelanjutan.
Akhir tahun 2015, Uda Irman pun mulai merambah lagi bisnis sepatu ke dunia digital dengan modal seadanya. Dia yakin usahanya bisa berkembang berkat doa dan dukungan ibunya.
Saat itu, pendekatan bisnis masih diawali secara massal di semua media sosial dengan penjualan kurang lebih 10 transaksi per hari dan pemacu semangat utamanya adalah saat Uda Irman melihat teman-temannya bisa mendapatkan pesanan yang banyak.
Era perdagangan digital
Setelah berupaya mencari tahu, ternyata banyaknya pesanan ini dibantu melalui sebuah platform e-commerce yaitu Shopee. Dia pun langsung bersemangat untuk membangun bisnisnya lebih besar lagi bersama.
Perjalanannya selama kurang lebih lima tahun bersama Shopee berhasil membuahkan hasil yang sangat baik, di mana usaha sepatu rumahannya yang berawal dari satu gudang kini berkembang menjadi tiga gudang di daerah Bogor, dan juga berhasil menciptakan lapangan kerja untuk karyawan yang lebih banyak lagi, dari awalnya lima orang kini menjadi 25 orang.
"Memulai usaha itu tidak semudah membalikkan telapak tangan dan butuh
proses. Kita harus sabar, konsisten, fokus dengan tujuan, dan yakin dengan diri sendiri, ujar Uda Irman dalam diskusi media bersama Shopee pada Selasa.
Sejak bergabung bersama Shopee, Uda Irman mengalami perkembangan yang luar biasa. Dibanding saat awal membuka toko, penjualannya kini meningkat 20 kali lipat.
Product insight dan market input juga membantunya menggali lebih dalam lagi tentang potensi produk yang bisa dia kembangkan. Untuk jenis produk sepatu perempuan, penting bagi seorang penjual untuk bisa menyesuaikan dengan pangsa pasar yang dituju.
Karena menyasar target milenial, Uda Irman tahu dia harus membuat produk-produk baru yang menjawab tren dan berkualitas. Keikutsertaan tokonya dalam rangkaian program dan fitur yang diadakan oleh Shopee, mulai dari flash sale, diskon ongkir, promo iklan, voucher toko serta promo kampanye juga mampu menaikkan penjualannya.
Uda Irman berbagi bahwa yang paling penting dilakukan oleh penjual adalah terus belajar memahami produk agar dapat mengatur strategi bisnis toko masing-masing dan jangan dibiasakan untuk berpikir keuntungan saja. Utamakan keberlangsungan bisnis untuk kemudian hari.
Manfaat program Ekspor Shopee
Ketika pandemi datang dan mengguncang bisnisnya, Uda Irman merasa bahwa program Ekspor Shopee adalah bentuk eksposur yang sangat bermanfaat untuk tetap membuka peluang di tengah masa sulit.
POLLENZO mendapatkan pesanan ekspor perdananya dua tahun yang lalu, dan terus mencatatkan penghasilan tambahan untuk usaha rumahan setiap harinya dari luar negeri. Setelah Singapura dan Malaysia, kini Uda Irman sudah mendapatkan pesanan dari Thailand, bahkan Uda Irman mengaku sudah mendapatkan tawaran untuk ikut dalam program flash sale di Thailand.
Setelah mendengar berita ekspansi destinasi ekspor Shopee, Uda Irman mengaku sangat senang karena produknya bisa dibantu untuk naik ke panggung global, terlebih dengan tambahan negara-negara baru seperti Vietnam dan Brazil.
"Program ekspor ini memainkan peranan penting terutama untuk UMKM lokal seperti saya agar terus naik kelas. Selain ada kebanggaan tersendiri melihat produk sepatu saya dari Ciomas, Bogor yang kini sudah mendunia, ini juga menjadi motivasi sekaligus tantangan bagi saya untuk bisa menciptakan model-model sepatu baru agar tidak kalah dengan produk luar negeri," kata Uda Irman.
Hal ini selaras dengan tujuan Shopee yang mengadakan program Kampus UMKM Shopee Ekspor di kota Solo dan Shopee Center di kota Bandung. Kampus UMKM Shopee ditujukan sebagai upaya Shopee untuk bisa memberikan pendampingan secara langsung kepada pelaku usaha UMKM agar bisa Go Digital dan Go Global.
Program ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam mempercepat digitalisasi UMKM di Indonesia. Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan baru 10,25 juta UMKM yang terhubung dengan platform digital dari total 64,1 juta UMKM di Indonesia.
Saat ini, Shopee mencatatkan keberhasilannya dalam program ekspor dengan peningkatan transaksi harian hingga enam kali lipat dalam kurun waktu setengah tahun (Juni 2020 - Januari 2021). Melanjutkan komitmen tersebut, di bulan Februari 2021, tercatat 1,5 juta produk pedagang lokal berhasil diekspor ke Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Program Ekspor Shopee ini juga akan terus dikembangkan dengan menambahkan jangkauan ekspor baru. Tidak hanya di kawasan Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam yang telah berjalan sejak bulan Maret, tapi juga telah merambah ke Amerika Selatan, yaitu Brasil.
Dalam mendukung program pemerintah untuk memajukan UMKM, Shopee Indonesia juga berkolaborasi dengan Sekolah Ekspor untuk dapat mewujudkan tercetaknya 500.000 eksportir baru hingga tahun 2030.
Program kolaborasi antara Shopee dengan Sekolah Ekspor ini turut didukung oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia dan sudah dimulai sejak awal Maret 2021.
Kedepannya, Uda Irman ingin terus mengembangkan bisnis karena para pelaku usaha lokal harus terus berkembang dan keluar dari zona aman sehingga tidak berpuas diri saat sudah berada di posisi ini.
Bersama dengan para pedagang lokal di Shopee, dia ingin menggali potensi bisnisnya lebih jauh lagi agar bisa bersaing dengan kompetitor dengan produk-produk baru yang kekinian dan menarik agar sepatu-sepatu dari POLLENZO bisa punya ciri khasnya sendiri.
Baca juga: Nokha, produsen sepatu lokal Bandung resmikan pabrik pertama saat pandemi COVID-19
Baca juga: Strategi merek sepatu Bandung tarik konsumen di kala pandemi corona
Baca juga: Mensos Risma lelang sepatu hingga biskuit dagangan penyandang disabilitas Cibinong
Perjalanan bisnis sepatu POLLENZO, dari Ciomas Bogor hingga Asia Tenggara
Selasa, 13 Juli 2021 20:16 WIB