Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 38,34 poin atau 0,49 persen ke posisi 7.931,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,94 poin atau 0,35 persen ke posisi 826,91.
Pelaku pasar mengantisipasi penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed pada pertemuan kebijakan pada September 2025, pascarilis data inflasi (CPI) AS terbaru, menurut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.
Dari mancanegara, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pun meminta The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin (bps) hingga 175 bps ke depan.
Pada hari ini, pelaku pasar mencermati rilis data Producer Price Index (PPI) AS, yang diperkirakan akan sejalan dengan data Consumer Price Index (CPI) yang berhasil mengangkat sentimen pasar selama pekan ini.
Data PPI AS diperkirakan akan memperlihatkan inflasi di level produsen naik 0,2 persen month-to-month (mtm) atau 2,5 persen year-on-year (yoy) pada Juli 2025, setelah tidak tumbuh sebesar 0 persen (mtm) dan 2,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor menguat yaitu sektor teknologi naik sebesar 3,65 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor transportasi & logistik yang naik masing-masing sebesar 1,49 persen dan 0,70 persen.
