Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan pengembangan kereta cepat pada 2021 fokus pada detail dan desain untuk aspek penghematan energi, keselamatan/keamanan, kesehatan, aerodinamika hingga kenyamanan dan keindahan.
"Tahun ini kita lakukan detail dan manufaktur desain," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Wahyu Widodo Pandoe dalam seminar virtual Desain, Uji Model Aerodinamika dan HVAC Kereta Api Cepat di Jakarta, Rabu.
Wahyu menuturkan urgensi untuk membahas desain, uji model aerodinamika dan HVAC itu berkaitan dengan beberapa hal yang penting dilakukan, antara lain analisis aerodinamika kereta cepat, pendekatan desain car body, dan pengembangan Heating Ventilation dan Air-Conditioning (HVAC).
Heating Ventilation dan Air-Conditioning (HVAC) umumnya terkait dengan pemanasan dan pendinginan.
Wahyu menuturkan kereta api cepat memerlukan desain bentuk (shape) dengan performa aerodinamis yang baik, sehingga menghemat energi.
Mask of car cabin pada kereta api cepat merupakan bagian yang terpenting untuk menunjang aerodinamik. Yang diperhatikan adalah bagaimana merancang mask of car, sehingga terasa halus dan tidak menimbulkan banyak getaran akibat adanya tekanan dari turbulensi yang mengalir di badan kereta.
Driver desk-cabin juga merupakan bagian yang terpenting untuk pengendalian dan keamanan operasional pengemudi. Sementara pengembangan HVAC kereta api cepat harus memenuhi kenyamanan penumpang.
"Yang harus kita perhatikan berikutnya adalah pengembangan HVAC ini, bagaimana distribusi temperatur udara di ruangan, interaksi dengan panas dari luar juga," tuturnya.
Pengaturan dan perpindahan suhu juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dalam membangun desain kereta cepat. Semua komponen sumber panas harus masuk dalam perhitungan, termasuk panas dari matahari.
"Beda temperatur antara luar dan dalam harus kita perhitungkan, sehingga kereta cepat yang kita bangun selain nyaman, tapi juga aman dari terjadinya penularan virus," tuturnya.
Wahyu menuturkan perlu juga diperhatikan terkait sirkulasi udara kereta cepat untuk aspek kesehatan, karena dikaitkan dengan banyaknya isu mengenai virus dan bakteri yang ada di udara, sehingga pemasangan hepa filter perlu diperhitungkan seperti yang telah dipasang di pesawat terbang dalam mengantisipasi penularan COVID-19.
Analisis aerodinamika kereta cepat menjadi tahapan verifikasi desain, sehingga mask of car teruji dan bisa direkomendasikan untuk kereta api cepat Indonesia.
Berbagai pengujian dilakukan pada desain dan model termasuk pengujian pada mask of car dan car body kereta cepat dan simulasi aerodinamika untuk menghindari getaran yang mengganggu atau turbulensi agar kereta cepat tetap nyaman dan aman.
Baca juga: Presiden targetkan kereta cepat Jakarta-Bandung diujicoba akhir 2022
Baca juga: Luhut sebut kereta cepat Jakarta-Bandung lambang modernisasi transportasi
Baca juga: Menhub sebut proyek kereta cepat Jakarta-Bandung lompatan kemajuan Indonesia
Kereta cepat fokus desain hemat energi, kenyamanan dan kesehatan
Rabu, 16 Juni 2021 16:13 WIB