Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa berpotensi terkoreksi, seiring aksi wait and see investor terhadap data-data ekonomi global.
IHSG dibuka menguat 1,32 poin atau 0,02 persen ke posisi 6.071,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 1,78 poin atau 0,2 persen ke posisi 908,27.
Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam kajiannya di Jakarta, Selasa, mengatakan, secara teknikal IHSG berpotensi melemah terbatas ke kisaran 6.030-6.050 pada perdagangan hari ini.
"Terlepas dari pertimbangan teknikal, IHSG juga dipengaruhi sikap wait and see pelaku pasar terhadap data-data ekonomi dari luar negeri, salah satunya adalah data inflasi AS di bulan Mei 2021 (10/6) yang dapat mempengaruhi pandangan pelaku pasar atas arah kebijakan The Fed ke depan, terutama di sisa 2021," ujar Valdy.
Dari dalam negeri, pelaku pasar mengantisipasi data cadangan devisa Indonesia per akhir Mei 2021. Cadangan devisa Indonesia diperkirakan masih tetap solid, dengan berada jauh di atas rasio kecukupan internasional.
"Data tersebut dapat menopang penguatan nilai tukar rupiah, terutama dalam jangka pendek," ujar Valdy.
Oleh sebab itu, investor bisa memerhatikan peluang beli pada saham-saham bank seperti ARTO, BBCA, BBKP, dan BMRI. Di samping itu, kredit konsumsi perbankan juga menunjukkan perbaikan pada April 2021.
Valdy menambahkan saham lain yang dapat diperhatikan adalah ASII, MNCN, ERAA dan INDF pada perdagangan Selasa ini.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 76,43 poin atau 0,26 persen ke 29.095,67, Indeks Hang Seng naik 101,7 poin atau 0,35 persen ke 28.888,98, dan Indeks Straits Times terkoreksi 3,33 poin atau 0,1 persen ke 3.172,48.
Baca juga: IHSG Selasa pagi dibuka menguat 1,32 poin
Baca juga: IHSG BEI awal pekan menguat tipis masih diiringi aksi beli asing
Baca juga: IHSG BEI awal pekan diprediksi bergerak variatif
Investor "wait and see", IHSG BEI berpotensi terkoreksi hari ini
Selasa, 8 Juni 2021 9:40 WIB