Jakarta (ANTARA) - Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto menyarankan Bio Farma sebagai hub vaksin COVID-19 di kawasan Asia Tenggara, terkait kerja sama Indonesia-China yang ingin menjadikan RI sebagai hub regional produsen vaksin.
"Kalau misalnya ada permintaan menjadikan Bio Farma menjadi hub vaksin COVID-19 di Asia Tenggara, hal tersebut sangat wajar," ujar Toto Pranoto saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Menurut Toto, fasilitas pabrik vaksin yang dimiliki oleh Bio Farma sebagai induk holding BUMN farmasi telah diakui sebagai produsen vaksin yang lolos sertifikasi Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
"Pengalaman Bio Farma sebagai produsen vaksin juga sudah lebih dari 100 tahun, sehingga wajar saja reputasi perusahaan ini sangat baik," katanya.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa di sektor BUMN, Indonesia dan China telah menjalin sejumlah kesepakatan penting.
Salah satunya kerja sama menjadikan Indonesia sebagai hub regional untuk produksi vaksin.
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir menginginkan Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri.
Hal tersebut, kata Erick, dapat dicapai melalui Program Vaksin Merah Putih atau membuka kerja sama dengan produsen vaksin lainnya.
Dia menambahkan sesuai dengan penugasan Kementerian BUMN terus bekerja keras untuk mendapatkan Vaksin Merah Putih melalui bekerja sama dengan lima universitas dan dua lembaga penelitian.
Selain itu Kementerian BUMN juga melakukan terobosan baru di mana Bio Farma melakukan kerja sama pengembangan vaksin COVID-19 dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat.
Baca juga: Bio Farma pastikan 5 juta vaksin CanSino China tiba di Indonesia pada Juli
Baca juga: Bio Farma kejar produksi 122,5 juta bahan baku Sinovac sampai Oktober
Baca juga: Bio Farma sediakan vaksin selama Mei 18 juta dosis
Bio Farma disarankan jadi hub vaksin COVID-19 di Asia Tenggara
Senin, 7 Juni 2021 11:49 WIB