Jakarta (ANTARA) - Tahun ini Masjid Agung Istiqlal hadir dengan wajah baru lengkap dengan sinar terang lampu-lampu dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Signify, perusahaan di bidang pencahayaan turut ambil bagian dalam proyek renovasi masjid nasional Indonesia tersebut, yang merupakan renovasi pertama untuk masjid Istiqlal sejak dibangun tahun 1978.
"Masjid ini tidak hanya merupakan tempat ibadah, tetapi juga sebagai ikon kota yang memiliki arti penting bagi bangsa. Oleh karena itu, menyoroti keunikan dan keagungan arsitekturalnya menjadi visi kami saat mengonsepkan pencahayaan agar dapat memainkan peran fungsional dan estetika," kata Dedy Bagus Pramono, Country Leader Signify Indonesia dalam siaran pers pada Sabtu.
Signify memberikan pencahayaan LED terkoneksi pada pencahayaan arsitektural, lanskap, serta pencahayaan dalam dan luar ruang. Sebanyak 3.375 lampu dipasang pada fasad utama masjid, kubah utama dan kubah kecil, fasad menara, koridor, dan ruang aula salat utama.
Dengan pencahayaan baru, Masjid Istiqlal terlihat semakin indah dan megah, sangat cocok untuk bangunan yang memiliki nilai sejarah dan religius yang tinggi. Konsep pencahayaan dalam ruangan di aula salat utama memberikan pengalaman unik bagi jamaah, dengan pencahayaan arsitektural dinamis UnistrupG4 RGBW, yang menerangi aula dengan suhu warna berbeda untuk merepresentasikan sinar matahari alami (putih pada siang hari dan kuning menjelang senja).
"Pencahayaan itu menciptakan ilusi beribadah di bawah langit terbuka dan mengubah pemandangan mengikuti waktu salat. Hal ini bisa membantu menambah kekhidmatan saat beribadah," kata Dedy.
Untuk pencahayaan luar ruangan menggunakan portofolio pencahayaan arsitekturalnya yang dinamis, lampu sorot UniFloodM dan UniStrip G4, untuk menerangi fasad dengan suhu warna tertentu untuk merepresentasikan sinar matahari alami.
Pada kubah utama, dipasang rangkaian lampu sorot LED eksterior jarak jauh Color Kinetics ReachElite lengkap dengan teknologi IntelliHue yang merupakan pendekatan canggih Color Kinetics untuk memadukan warna, menghasilkan cahaya putih berkualitas tinggi yang cerdas dan sangat akurat, warna pastel lembut, hingga warna yang sepenuhnya tersaturasi dalam sebuah luminer yang dapat dikontrol secara tepat.
Dengan teknologi ini, pencahayaan dinamis pada kubah Istiqlal dapat merepresentasikan fenomena alami seperti bulan purnama dan fenomena super-blue blood moon.
Berdiri di atas lahan seluas 91.629 m2, Masjid Agung Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas untuk menampung hingga 120.000 jamaah. Nama "Istiqlal" berarti ‘kemerdekaan’ dalam bahasa Arab karena dibangun untuk memperingati kemerdekaan Indonesia dan dimaksudkan untuk menjadi masjid Nasional.
Berlokasi di Jakarta Pusat, masjid ini dirancang oleh arsitek Frederich Silaban pada tahun 1954. Pembangunannya membutuhkan waktu selama 17 tahun dan dipimpin langsung oleh Presiden Soekarno, salah satu pendiri negara sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia. Ketika rencana renovasi difinalkan di tahun 2018, Signify mengambil kesempatan untuk memberikan konsultasi tentang peningkatan pencahayaan interior dan eksterior bangunan ikonik tersebut.
Baca juga: Imam Besar ajak jamaah bersyukur Masjid Istiqlal dibuka kembali untuk umum
Baca juga: Alasan Masjid Istiqlal tak layani buka puasa gratis bersama
Baca juga: Masjid Istiqlal hanya tampung 2.000 jamaah untuk Tarawih