Bogor (ANTARA) - Ketersediaan dan pasokan komoditas pangan untuk kebutuhan masyarakat Kota Bogor selama bulan Ramadhan hingga Lebaran tahun 1442 H dinilai mencukupi dan aman, meskipun ada komoditas pangan yang harganya mulai bergerak naik.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan hal itu di Balai Kota Bogor, Kamis, usai memimpin rapat koordinasi ketersediaan dan pasokan komoditas pangan strategis.
Rapat tersebut dihadiri antara lain, Asisten Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat (Asperbangkesra) Dody Ahdiat, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Ganjar Gunawan, dan Direktur Utama Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor Muzakkir.
Menurut Dedie, secara keseluruhan ketersediaan dan pasokan komoditas pangan untuk kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan hingga Lebaran mencukupi.
"Namun, ada beberapa komoditas yang kebutuhannya sangat tinggi menjelang bulan Ramadhan, sehingga hanya mulai bergerak naik, di antaranya adalag dagung sapi, daging ayam, dan telur," katanya.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, menerima empat rekomendasi dari Bank Indonesia, pada Kamis hari ini, yang isinya antara lain melakukan operasi pasar untuk menekan stabilitas harga terhadap komoditas tertentu yang harganya bergerak naik.
Sebelum melakukan operasi pasar, Dedie menyatakan telah menginstruksikan kepada dinas terkait, yakni Disperdagin dan Perumda PPJ, untuk melakukan pengecekan stok barang dan perkembangan harga.
Di sisi lain, kata dia, untuk memastikan kecukupan komoditas pangan yang harganya bergerak naik, Pemerintah Kota Bogor juga melakukan kerja sama dengan daerah lain yang menjadi pemasok komoditas tersebut.
Dedie mencontohkan, untuk memasuk ayam potong Pemerintah Kota Bogor bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis, untuk memasuk komoditas bawang merah, Kota Bogor bekerja sama dengan Kabupaten Brebes.
Baca juga: Harga pangan di Bogor naik signifikan jelang Ramadhan
Baca juga: Bupati Bogor bagikan 500 paket sembako di zona rawan pangan
Baca juga: Pemkot Bogor dorong pemanfaatan lahan jadi "urban farming"